Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ras Manusia Bodoh Tidak Ada Habisnya

18 Agustus 2019   20:57 Diperbarui: 18 Agustus 2019   21:36 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ke[4] Pada tokoh lain pada akhirnya sama betapa dunia ini tidak mudah dipahami, sehingga memang kebodohan itu adalah milik wajib umat manusia tidak pandang siapapun dimanapun, dan apapun intinya semua manusia itu berdosa, bersalah, dan memang ada bibit awal jelek tidak bisa diubah. 

kebodohan, kejahatan itu wajib ada tidak mungkin dihilangkan 100%.  Wajar Jika Immanuel Kant menyatakan penampakan objek bukanlah objek, atau sesuatu objek pada dirinya sendiri tidak pernah di ketahui, maka semua hal bersifat (noumena) tidak pernah umat manusia dapat ketahui. 

David Hume menyatakan semua didunia ini hanyalah  kemampuan persepsi manusia. Hans-Georg Gadamer (curiga kebenaran adalah upaya  penyimpulan tergesa-gesa atau (Vorurteil), Martin Heidegger (curiga pada kebenaran itu keras kepala dan suka menyembunyikan diri atau Aletheia, atau (9) Arthur Schopenhauer curiga pada kehendak alam metafisis yang menyetir alam semesta tidak mampu ditundukkan akal budi manusia; dan semua umat manusia suka menyimpang;  (10) Rene Descartes mengambil sikap Skeptisisme. 

Akhirnya Friedrich Wilhelm Nietzsche menyatakan ide fixed adalah sebuah kekerasan, atau  tidak ada kebenaran bersifat tetap [fixed]. 

Manusia yang memegang kebenaran bersifat tetap [fixed] disebut Nietzsche sebagai manusia yang tidak paham arti kedalaman bahkan ini adalah upaya lahirnya tragedy.

Lalu jika melihat argumentasi [1.2,3,4] ini bagimana sikap sebaiknya diambil. Mungkin janganlah pernah menghakimi orang lain, tetapi ampuni kesalahannya, sebab salah benar itu hanya ada dalam bahasa, padahal bahasa bukan realitas sesungguhnya. 

Kata itu adalah mengungkapkan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan, kata bukan gambaran realitas sesungguhnya; Maka memang pada semua manusia wajib itu ras kebodohan ada entah berlangsung sementara beberapa menit, jam, bulan tahuanan atau bersifat permanen. Tidak jelas dan tidak ada yang tahu persis dan pasti. Semua manusia bersalah dan berdosa. 

Filsafat menyebutnya pardadoks, Hegel menyebutnya Antitesis, Aristotle menyebutnya Negasi atau istilah lain hanya satyu kemungkinan (possible). Maka akhirnya Freud dan Carl Gustav Jung menyebutnya manusia itu adalah wujud  ketidaksadaran kolektif.

Jika kurang cukup penjelasan saya, maka terakhir yang meminjam pemikiran Platon tentang [Khora, atau chora] pada teks [52a8, d3). Bahwa alam semesta ini terbentuk sejak awal selalu ada perlawanan atau resistensi alam pada persilangan 4 anasir api, air, tanah, dan angin yang tidak mampu ditundukkan secara rasional manusia. 

Maka tangan manusia  tidak bisa ditekuk kebelakang, kaki manusia tidak bisa dilipat kedepan, dan seterusnya. Artinya hal didunia ini tidak semua bisa dipahami secara rasional, dan secara bebas sesuai kemauan. Maka semua didunia ini bersifat dualitas kosmos [tatanan] dan kekacauan [cheos].

Dan Socrates manusia paling bijaksana berkata : {"Gnothi Seauton kai meden agan"}, artinya ["kenalilah dirimu sendiri, dan jangan berlebihan"), terdapat pada Kuil orakel terkenal di Delphi Dewa Apollo dalam tradisi Yunani Kuna. Kamu itu  [ojo Dumeh] maka jadi manusia jangan sok tahu, sok pintar, sok benar, sok hebat, sok kuasa, sok tahu, kamu manusia bisa bukan manusia immortal.****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun