Teori  kosmogoni, ada perbedaan antara kosmis dengan alam semesta yang bersifat netral. Kosmos adalah adanya tatanan yang tepat, baik, indah, dapat dapat dipahami. Kosmos adalah aspek jasmani (raga) dari "logos". Maka konsep kosmos logos dapat dipahami oleh fakultas akal budi, dan fakultas kesan indrawi.
Aristotle, Platon membagi kosmos dalam dua tatanan, (a) fana (sublunar). Dan kedua (b) wilayah abadi (supralunar), bersifat dialektika dengan kesinambungannya, konstan, dan tidak mengalami perubahan. Pada sisi waktu kosmos tidak berawal, dan tidak berakhir, abadi dalam waktu. Ada dua pilihan dalam memahami realitas alam semesta (a) mengekang Tuhan dengan pertimbangan logika atau melalui Scientia (pembisaan pelatihan intelektual), (b) memahami semua realitas dengan jalan realitas melalui (religio) agama.Â
Maka implikasi pada "Novum Organum Scientiarum", oleh Francis Bacon (1561-1626), tentang Tuhan menyediakan dua Kitab bagi manusia yakni Kitab Suci, dan Kitab Alam. Dua kitab ini memunculkan episteme gagasan filsafat Skolastik dengan dua cara menemukan Tuhan, dan realitas melalui (religio), dan melalui Scientia (pembisaan pelatihan intelektual) sebagai upaya mencari keselamatan atau membangun "regnum hominis" (pengetahuan sebagai kekuasaan manusia di dunia) atau establishing the dominion of man on earth ("regnum hominis").
Aristotle pun menyatakan kebenaran memiliki 1 substansi, dan 9 kategori, sangat sulit dan rumit untuk paham sesuatu mesti melalui cara ini. Kata-kata Socrates: {"Gnothi Seauton kai meden agan"}, artinya ["kenalilah dirimu sendiri, dan jangan berlebihan"). Tulisan "Gnothi Seauton kai meden agan"}, Â terdapat pada Kuil orakel terkenal di Delphi Dewa Apollo dalam tradisi Yunani Kuna.
Tetapi Ploton mengakui ada ristensi alam yang tidak didapat dipahami dengan 5 tahap tersebut dalam mencari apa disebut idea indah baik dan benar. Ristensi ini oleh Platon disebut disebut Khora (Chora), atau persilangan kemenjadian dengan 4 anasir tanah, api, udara, air ada yang tidak dapat ditundukkan oleh logika manusia.
"Apakah itu kebenaran";.  Immanuel Kant (1724-1804), 12 Kategori "The Critique of Pure Reason" pada akhirnya  menyatakan "Noumena" adalah benda/objek pada dirinya sendiri (das ding an sich). Manusia tidak dapat mengetahui noumena (sebagai misteri X). Cabe belum tentu cabe karena pohon cabe tidak dapat dikonfirmasi apakah dia benar pohon cabe dan bisa menjawabnya, pohon manggis, rambutan tidak bisa dikonformasi diajak dialog.
"Apakah itu kebenaran";. Max Born (1882-1970) peraih nobel fisika 1954, memberi kuliah umum tentang angka misteri 137, menyatakan ada hubungan teori relativitas umum dengan teori kuantum;. Teori relativitas umum mampu membuat rekonstruksi awal sejarah alam semesta. Isaac Newton (1643-1727) merumuskan alam sebagai teori universal gravitasi berkeyakinan alam semesta adalah buah kehendak Tuhan dalam bentuk Matematika.