Adanya konfrontasi (lama menjadi subjek diskusi filosofis) antara Lebenswelt dan matematikanasinya di tangan sains. Matematika,  adalah sains yang isinya  aksioma, hukum,  geometris wujud  ide. Idealisasi, seperti yang dipraktikkan  terdiri  mengadopsi dan dilanjutkan pada Kant tentang 'ide', dan menunjuk kedua ketelitian matematis dan benda dalam totalitasnya sebagai 'ide. Kedua,  untuk mengidentifikasi dunia kehidupan dengan 'opini belaka' Platon (doxa sebagai lawan dari episteme).
Maka pada filsafat Husserl misalnya; membuat gagasan pada episteme doxa, memberinya nilai setinggi, atau bahkan lebih tinggi dari, yang dari episteme yang pernah dibangun Platon. Â Dengan demikian, masuk ke masalah pengukuran, sebuah fenomena yang, dimulai sebagai estimasi, operasi pra-geometris, mengarah ke ketepatan.Â
Dalam konteks ini, doxa sudah digeser pada  pengukuran, berkat idealisasi 'hal' yang memungkinkan, adalah dasar dari ketelitian matematika. Zaman sekarang doxa mengalami pergeseran makna dalam pencarian ilmu. Doxa diberikan dalam gradasi, fragmen, sisi  dengan kata lain,  diberikan secara perspektif.  Proposisi tentang  pada awalnya hanya subjektif, pendapat pribadi (dalam arti doxa).