Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat tentang Khora [1]

4 Juli 2019   00:25 Diperbarui: 4 Juli 2019   00:35 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plato atau Platon tentang "Yang Baik Melebihi Menjadi"   dan " Khora Sebelum Menjadi" dalam   transendensi dan imanensi  transenden. Ketika kita berpartisipasi dalam keduanya, ruang di mana kita tinggal terletak di celah di antaranya, dan di dalam celah spasial dan temporal itu, sebuah gerakan kreatif dan transformatif dari menjadi menjadi Wujud terjadi.

Polaritas antara Tuhan dan khora berperan dalam Dayak Kaharingan Kalteng  dalam polaritas antara  tentang Tuhan   antara pengalaman surealis sub-nyata yang hipostatik dan pengalaman sub-nyata yang luar biasa dari  Tuhan   dan dalam ketegangan.  Inkarnasi sebagai ruang choreto kai achoreto, yang berarti "apa yang menempati ruang, dan tidak menempati ruang," ruang apophatic dan paradoks baik terlihat dan tidak terlihat, hadir dan tidak ada.  Konsep Plato atau Platon tentang khora sebagai matriks uang pergerakan psikologis awal menuju diferensiasi dan identitas diri, namun masih merupakan ruang di mana "elemen tanpa identitas dan tanpa alasan."   

Jika dalam Kaharingan Dayak Kalteng saya temukan  menggambarkan [ khora ] ini sebagai ruang penjelmaan ; itu adalah ruang orang yang unusur kosmos masuk dan penuhi, mengatur ulang kontur manusia, membuat hal-hal baru menjadi mungkin. Paradoks gerakan / stasis menghasilkan "tanah yang tidak stabil bermain antara ada dan tidak ada "dan kehadiran khora hanya dapat dilihat dalam gerakannya. Oleh karena itu khora dapat disebut "kehadiran yang menggerakkan."

Bersambung

Daftar Pustaka:

Apollo Daito.,2010., Laporan Hasil Penelitian Mandiri., Epsiteme Filsafat Kaharingan Dayak Kalteng  Trans Substansi Pemikiran Platon, Timaeus: Khora.

Archer-Hind, R. D. (ed. and trans.), 1888, The Timaeus of Plato, London: McMillan & Co.; reprinted, Salem, NH: Ayers Co. Publishers, 1988.

Cornford, F. M., 1937, Plato’s Cosmology, London: Routledge & Kegan Paul; reprinted, Indianapolis: Hackett Publishing Co., 1997.

Morrow, G., 1965, “Necessity and Persuasion in Plato’s Timaeus,” in Studies in Plato’s Metaphysics, R. E. Allen (ed.), London and New York: Routledge and Kegan Paul.

Taylor, A. E., 1928, A Commentary on Plato’s Timaeus, Oxford: Clarendon Press; reprinted, New York: Garland, 1967.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun