Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat dan Episteme Alexius Meinong [1]

1 Juli 2019   01:45 Diperbarui: 1 Juli 2019   02:10 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alexius Meinong, menyarankan dua sumber wawasan untuk mempelajari objek yakni, matematika dan aturan tata bahasa. Matematika berhubungan dengan banyak konsep, seperti angka negatif, ada di pikiran tetapi tidak di dunia nyata. Dalam tata bahasa, dapat melihat  arti  kata benda atau kata kerja dapat diubah dan bahkan dinegasikan dengan penambahan kata sifat dan kata keterangan tertentu; misalnya, kata sifat "kuadrat," jika diterapkan pada kata benda "lingkaran" menghasilkan objek yang mustahil atau tidak mungkin.

Seperti Franz Brentano, Alexius Meinong, menganggap fitur dasar dari kondisi mental sebagai "intensionalitas" atau arah perhatian pada "objek." Dia membedakan dua elemen dalam setiap pengalaman tujuan: "konten" dari pengalaman, yang membedakan satu objek dari yang lain; dan "tindakan" dimana pengalaman mendekati objeknya. "Tindakan" yang terlibat dalam berpikir tentang objek nyata, seperti meja, berbeda dari tindakan yang terlibat dalam membaca buku dan berpikir tentang karakter fiksi seperti Sherlock Holmes.

Pada bidang Estetika, Alexius Meinong, mencurahkan banyak upaya untuk menyelidiki sifat emosi dan hubungannya dengan fenomena intelektual. Dia membagi fenomena mental menjadi dua kelas: fenomena serius, asli (Ernstgefuhle,bonafide) dan "fenomena fantasi" (Scheinegefuhle). Presentasi fantasi dibedakan dari presentasi yang bonafid dengan tidak adanya kepercayaan pada keberadaan objek yang disajikan. Emosi yang bonafid muncul dari keadaan yang diyakini nyata, sementara emosi fantasi muncul dari keadaan yang diketahui tidak benar-benar ada. Emosi yang bonafide dan khayalan memiliki sifat-sifat tertentu, seperti kesedihan atau kegembiraan, tetapi sangat berbeda dalam konsekuensi psikologisnya.

Misalnya, kesedihan yang ditimbulkan oleh kematian karakter dalam sebuah film segera menghilang, meninggalkan sedikit atau tidak ada kesan abadi, sementara kesedihan pada kematian orang yang dicintai tetap hidup dan memiliki konsekuensi psikologis yang mendalam.

Seni, sastra, dan musik menciptakan keadaan yang membangkitkan emosi mirip dengan yang akan dialami dalam situasi kehidupan nyata, namun orang yang mengalami emosi sadar bahwa keadaan itu sengaja diciptakan. Tindakan mengalami emosi fantasi melibatkan partisipasi yang sukarela, sementara emosi yang bonafide biasanya merupakan tindakan yang tidak disengaja. Sebuah karya seni adalah artefak yang dibangun sesuai dengan prinsip-prinsip yang diakui untuk berfungsi sebagai katalis dalam membangkitkan emosi yang menyenangkan. Murid Alexius Meinong, Stephan Witasek (1870-1915),   menghabiskan banyak waktu bermain musik dengan Alexius Meinong, mengembangkan teori terperinci tentang fenomena etetika berdasarkan teori objek.

Teori  deskripsinya sendiri, pertama kali dijabarkan dalam esainya yang terkenal "On Denoting" Russell mempertanyakan validitas asas itu, karena frasa seperti "gunung emas" dapat berfungsi sebagai subjek dari sebuah kalimat, itu menandakan sebuah kenyataan.

Russell mencirikan frasa seperti "deskripsi," atau "simbol tidak lengkap," daripada "nama," dan mempertanyakan apakah mereka memiliki makna nyata ketika diambil sendiri. Dia berpendapat bahwa kalimat yang memiliki deskripsi seperti subjek tata bahasa dapat disajikan kembali dengan cara yang akan menunjukkan bahwa mereka bukan subjek logis yang sebenarnya.  Alexius Meinong, seperti Terence Parsons dan Roderick Chisholm menetapkan konsistensi teori objek Meinong, dan yang lainnya seperti Karel Lambert) telah membela kegunaan teori ini.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun