Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Seni Mimesis [234]

19 Januari 2019   14:37 Diperbarui: 19 Januari 2019   14:44 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beralih gangguan ke harmoni memberikan pengalaman paling intens bagi manusia. Kebahagiaan adalah hasil dari pemenuhan yang mendalam di mana seluruh keberadaan kita telah disesuaikan dengan lingkungan. 

Penyempurnaan semacam itu juga merupakan awal yang baru. Dalam kebahagiaan, harmoni yang mendasari berlanjut melalui fase ritme konflik dan resolusi. John Dewey membandingkan kehidupan di mana masa lalu adalah beban bagi orang yang melihatnya sebagai sumber daya yang dapat digunakan untuk menginformasikan masa kini. Dalam hal ini, masa depan adalah janji yang mengelilingi masa kini sebagai aura. Periode bahagia, di mana ingatan dan antisipasi diserap ke masa kini, adalah cita-cita estetika. Seni merayakan momen-momen ini dengan intensitas yang khas.

John Dewey memaparkan sumber pengalaman estetika dapat ditemukan dalam kehidupan hewan sub-manusia. Hewan sering mendapatkan kesatuan pengalaman kehilangan dalam kehidupan kerja yang terfragmentasi. Hewan hidup hadir sepenuhnya dengan semua indranya aktif. Ini mensintesis masa lalu dan masa depan di masa sekarang. 

Demikian pula, manusia suku paling hidup ketika paling jeli dan penuh energi. Dia tidak memisahkan pengamatan, tindakan, dan pandangan ke depan. Indranya bukan sekadar jalur untuk penyimpanan, sebaliknya, mempersiapkannya untuk berpikir dan bertindak. 

Pengalaman menandakan kehidupan yang tinggi dan keterlibatan aktif dengan dunia. Dalam bentuk tertingginya melibatkan identifikasi diri dan dunia. Pengalaman seperti itu adalah awal hadirnya seni. [meli-234]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun