Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Seni Mimesis [160]

30 Desember 2018   12:49 Diperbarui: 30 Desember 2018   12:53 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni itu meningkatkan kualitas meresap menjelaskan mengapa kita mengalami peningkatan kejelasan di depan setiap karya seni yang kita alami secara intens, dan mengapa kita mengalami perasaan religius sehubungan dengan intensitas estetika. Perasaan dunia di luar kita ini memberi kita perasaan diri yang diperluas dan perasaan persatuan. 

Ada upaya membuat klaim metafisik di sini:   tentang intuisi, itu bukan dari yang Absolut tetapi dari dimensi yang lebih dalam dari realitas biasa seperti yang dialami.

Setiap karya seni menggunakan media yang terkait dengan organ yang berbeda. Seni mengintensifkan pentingnya fakta  pengalaman kami dimediasi melalui organ-organ ini. Dalam lukisan, warna memberi kita sebuah adegan tanpa campuran dari indera lainnya. Warna kemudian harus membawa kualitas yang diberikan oleh indera lain, sehingga meningkatkan ekspresinya. 

Ada sesuatu yang ajaib dalam kekuatan gambar datar untuk menggambarkan alam semesta yang beragam, seperti juga dalam kekuatan suara belaka untuk mengekspresikan peristiwa. Dalam media seni semua kemungkinan organ khusus persepsi dieksploitasi. Melihat, misalnya, beroperasi dengan "energi penuh" dalam medium cat. Medium "diangkat" ke dalamnya dan tetap dalam hasilnya.

Sensitivitas terhadap media sangat penting baik untuk penciptaan artistik dan persepsi estetika. Mungkin  kita untuk tidak boleh memandang lukisan sebagai ilustrasi. Kita juga tidak akan melihatnya dalam hal teknik. Kedua pendekatan ini melibatkan pemisahan cara dan tujuan. Medium memediasi antara seni dan rasa. Seniman, tidak seperti orang biasa, mampu mengubah materi menjadi medium. Non-seniman, sebaliknya, membutuhkan banyak bahan untuk mengekspresikan diri mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun