Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nietzsche: Zur Genealogie der Moral [3]

31 Oktober 2018   12:08 Diperbarui: 31 Oktober 2018   12:17 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika   manusia ["kita"] melihat pada moralitas cara   melihat evolusi manusia ["kita"],   kehilangan kesuciannya. Apa yang manusia ["kita"] sebut "baik" mungkin bukan merupakan aturan perilaku  absolut, melainkan apa serangkaian perkembangan serampangan dalam masyarakat yang telah mendorong   manusia ["kita"] untuk menyetujui. Dari perspektif ini, moralitas tampaknya tidak lagi sakral:   adalah sesuatu yang dapat   manusia ["kita" ]pertanyakan dan kritik. Masuk akal untuk mempertanyakan nilai moralitas jika   manusia ["kita"] tidak lagi memiliki jaminan ilahi  apa yang   manusia ["kita" ]sebut "baik" sebenarnya baik.

Maka, tujuan Friedrich Nietzsche  adalah melakukan kritik semacam itu, dan menanyakan nilai moral kita. Ini menuntut tidak hanya batin mental yang cermat, tetapi  pengawasan yang cermat. Jika penilaian dan keputusan   manusia ["kita"] didasarkan pada kode moral, bagaimana   manusia ["kita"] dapat mempertanyakan kode moral itu dari luar batas-batas kode moral itu; Pernyataan pembukaan   Friedrich Nietzsche  tentang bagaimana para filsuf pada umumnya terlalu sibuk mencari ke luar untuk mengetahui diri mereka dimaksudkan untuk mengatasi masalah ini. Kesulitan penyelidikannya ditentukan oleh fakta  menuntut suatu jenis pengawasan baru, suatu skeptisisme yang mempertanyakan bahkan nilai-nilai yang menjadi dasar penyelidikan.

Pada saat yang sama, Nietzche mengakui  pengabaian total standar moral apa pun bisa berbahaya, penyakit modern yang di pahami sebagai  "nihilisme."     Friedrich Nietzsche  mengungkapkan harapan  pemahaman yang tepat tentang silsilah moral tidak akan membantu   manusia ["kita"] menyingkirkan moralitas, tetapi lebih untuk naik di atasnya, untuk melihatnya dengan riang. Seperti dalam karya-karya lain, Friedrich Nietzsche  mengidentifikasi perspektif "ceria"  ini dengan "overman," atau "superman."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun