Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rousseau | Wacana Ketimpangan [1]

5 Oktober 2018   11:52 Diperbarui: 5 Oktober 2018   12:12 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jean Jacques Rousseau meneiliti adanya sistem operasi masyarakat berfokus pada berbagai tahapannya. Dimulai dengan cara dimainkan oleh orang kaya, Jean Jacques Rousseau melihat masyarakat menjadi lebih dan lebih tidak setara, sampai tahap terakhir, yang merupakan despotisme, atau aturan yang tidak adil pada  semua orang oleh satu orang (monopoli). 

Perkembangan ini tidak dapat dihindari, tetapi sangat mungkin. Karena "kekayaan menjadi standar" di mana laki-laki dibandingkan, konflik,  dan despotisme menjadi mungkin. Bagi Jean Jacques Rousseau, Tipe  masyarakat modern yang paling buruk adalah uang adalah satu-satunya ukuran nilai.

Kesimpulan sementara Rousseau "Discourse on Inequality": bahwa "Kesenjangan" itu wajar jika berhubungan dengan perbedaan fisik antara laki-laki atau antar manusia. 

Namun, dalam masyarakat modern, ketidaksetaraan berasal dari proses evolusi manusia yang telah merusak tatanan sifat manusia dan menundukkannya pada "hukum, dan properti" (kekayaan_ ekonomi), keduanya mendukung ketidaksetaraan baru yang tidak dapat dibenarkan, dan sulit direkonsiliasikan atau  di sebut ketidaksetaraan moral. Ini adalah situasi yang tidak dapat diterima. Pad teks book Discourse on Inequality atau ("Wacana Ketimpangan")  adalah cara  memberikan petunjuk tentang bagaimana hal itu dapat diperbaiki.

bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun