Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Gadamer: Kebenaran dan Metode (2)

2 Juli 2018   15:29 Diperbarui: 2 Juli 2018   15:36 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(iv) The interest aroused by natural and artistic beauty (Perhatian terhadap yang indah di alam  dan dalam seni),  

(v) The relation between taste and genius (hubungan selera dengan jenius), 

Kedua adalah :  (B) The aesthetics of genius and the concept of experience (Erlebnis) atau estetika jenius, dan konsep pengalaman;  (i) The dominance of the concept of  genius (dominasi ide jenius),   (ii) On the history of the word Erlebnis (sejarah kata "erlebnis),  (iii) The concept of Erlebnis (konsep erlebnis),  (iv) The limits of Erlebniskunst and the rehabilitation of allegory (keterbatasan Erlebniskunst dan rehabilitasi alegori).

Ketiga adalah (3) Retrieving the question of artistic truth atau (merumuskan kembali kebenaran astetik dan kebenaran), meliputi   (A) The dubiousness of the concept of aesthetic cultivation (Bildung) atau pemahaman estetika terbuka untuk dipertanyakan,  (B) Critique of the abstraction inherent in aesthetic consciousness atau kritik terhadap abstraksi kesadaran estetiik.

Pertanyaan Persoalan Kebenaran Yang Muncul Dalam Pengalaman Seni(the question of truth as it emerges in the experience of art). Dibahas kedua (II)  The ontology of the work of art and its hermeneutic significance atau ontology Karya Seni, dan Makna Penting Hermeneutikanya terbagi (1)  Play as the clue to ontological explanation (permaninan sebagai petunjuk bagi penjelasan ontologis; (A) The concept of play (konsep permainan),  (B) Transformation into structure and total mediation (perubahaan struktur   dan perantara total),  (C) The temporality of the aesthetic (temporalitas estetika), (D) The example of the tragic (contoh tentang tragedy). 

(2) Aesthetic and hermeneutic consequences (dampak astetik, dan hermeneutika),  (A) The ontological valence of the picture (nilai ontologis pada gambar),  (B) The ontological foundation of the occasional and the decorative atau dasar ontologis dari yang berkala, dan dekoratif,  (C) The borderline position of literature (posisi pembatas literature); (D) Reconstruction and integration as hermeneutic tasks (rekonstruksi, dan integrasi sebagai tugas hermeneutika).

Part  (II) : the extension of the question of truth to understanding in the human sciences (perluasan pertanyaan kebenaran pada pemahaman  di dalam ilmu-ilmu kemanusian). Meliputi dua aspek yakni (I) Historical preparation (persiapan historis), (II) The recovery of the fundamental hermeneutic problem (Dasar-dasar Sebuah teori pengalaman hermeneutika.

Untuk (I) Historical preparation (persiapan historis), meliputi (1) The questionable ness of romantic hermeneutics  and its application to the study of history atau {Kemungkinan dipertanyakan  hermeneutika romantic dan persiapannya pada kajian sejarah}.

(A) The change in hermeneutics from the Enlightenment to romanticism (kemungkinan dipertanyakannya hermeneutika romantic dan penerapannya pada kajian sejarah. Pokok bahasan adalah  (i) The prehistory of romantic hermeneutics atau prasjarah hermeneutika romantic ; (ii) Schleiermacher's project of a universal hermeneutics atau proyek Schleiermacher' tentang hermeneutika universal.

(B) The connection between the historical school and romantic hermeneutics atau  Hubungan antara Mahzab historis, dan hermeneutika;  (i) The dilemma involved in the ideal of universal history; atau dilemma penolakan terhadap sejarah dunia yang universal,  (ii) Ranke's historical worldview atau pandangan dunia Ranke's;  (iii) The relation between historical study  and hermeneutics in J. G. Droysen  (hubungan antara kajian historis, dan hermeneutika menurut J. G. Droysen).

Untuk (I) Historical preparation (persiapan historis), point ke (2)  Dilthey's entanglement in the aporias of historicism; atau membahas keterlibatan Dilthey dalam era romantisme;  (A) From the epistemological problem of history to the hermeneutic foundation of the human sciences (dari masalah episteme sejarah hingga dasar hermeneutika ilmu kemanusian, (B) The conflict between science and life philosophy in Dilthey's analysis of historical consciousness (konflik antara ilmu pengetahuan, dan filsafat kehidupan, analisis Dilthey terhadap kesadaran historis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun