Hermeneutika Diskursus Determenistik (8) : Candi Sukuh ("Buku Teks Sukuh") dapat dibaca diantara kalimat-kaimat secara makna sehingga melampaui letarisme dan menyatakan reinterprestasi dapat memperoleh pemahaman lebih dari penulis awal.
Hermeneutika Diskursus Determenistik (9): Candi Sukuh ("Buku Teks Sukuh") dalam interprestasi ini adalah memposisikan mengambil alih fungsi dari fungsi pengarang sehingga lebih baik dari penulis aslinya).
Schleiermacher pada kritik Gadamer menyimpulkan "bukan ketidakjelasan historis teks, tetapi ketidakjelasan pada dirinya sendiri". Bagimanapun juga Schleiermacher adalah tokoh penting yang tidak bisa dilepaskan dalam episteme ilmu tafsir atau hermenetika sejak Yunani Kuna, kemudian ke hermeneutika sebagai ilmu filologi. Â
Schleiermacher ikut memperpanjang ketekunan tradisi [akademik] untuk mengantarkan hermeneutika Dilthay,  Heidegger, Habermas, Ricoeur, Derrida, Gadamer. Pemikiran  Schleiermacher metode rekonstrusi subjektif, obyektif, dan historis mendirikan ilmu hermeneutika umum atau dikenal hermeneutika sebagai sistem interprestasi dengan sebutan ["General Theory and Art Interpretation"].Â
Schleiermacher adalah menyulut api Prometus dalam perdebatan metode Ilmu-ilmu social yang membutuhkan penghayatan batin (elebnis), ekspresi kehidupan (leben saeusserung), Â pemahaman (verstehen). Kontribusi ini tentu didasarkan pada pemikiran (Lebenswelt) berupa pengalaman hidup yang dihayati sebelum adanya penjelasan (erkleren) yang bersifat rasionalisme empirisme. ***
Daftar Pustaka: Ormiston, Schrift.,1990., The Hermeneutic tradition : from Ast to Ricoeur., State University of New York Press.
Apollo, 2014., Laporan Penelitian., Studi Etnografi Reinterprestasi Hermeneutika Candi Sukuh Karanganyar Jawa Tengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H