Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hermenutika Schleiermacher, Studi Pada Candi Sukuh Karanganyar (5)

27 Juni 2018   14:40 Diperbarui: 28 Januari 2023   02:15 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asumsi dasar hermeneutika yang saya pakai adalah "Penyusunan deterministic ini diperoleh melalui penelitian metode Etnografi yang saya laksanakan selama (1) bulan di Candi Sukuh Karanganyar Jawa Tengah. Tujuan penyusunan karakteristik deterministic adalah menyusun (worldview) pergeseran paradigma "Candi Sukuh" menjadi "Buku Teks Sukuh". 

Setelah menjadi paradigm Buku Teks Sukuh akan menjadi mudah untuk membaca dan memahaminya karena sudah digeser menjadi Kitab atau Buku Sukuh yang akan dilakukan pembacan ulang untuk memperoleh makna apa yang disampaikan dalam Kitab tersebut.

Susunan pendasaran deterministic  untuk perubahan paradigma secara ontologis Candi Sukuh digeser namanya menjadi  "Buku Sukuh" atau "Buku Teks Sukuh" atau "Buku Teks Historis" sebagai berikut:Berik ut ini sebagian hasil penelitian saya:

Hermeneutika Diskursus Determenistik (1): Candi Sukuh adalah wujud manusia historis yang hanya dapat hidup, dipahami, dan memahami secara historis. Seluruh ilmu tidak mungkin lepas dari pengaruh sejarah dalam penciptaan cara manusia menyusun logika, dialektika, retorika.

Hermeneutika Diskursus Determenistik (2) :  Candi Sukuh ("Buku Teks Sukuh") dapat dilakukan Dekonstruksi sebagai alternatif untuk menolak segala keterbatasan penafsiran ataupun bentuk kesimpulan yang baku. Konsep Dekonstruksi yang dimulai dengan konsep demistifikasi, pembongkaran produk pikiran rasional yang percaya kepada kemurnian realitas---pada dasarnya dimaksudkan menghilangkan struktur pemahaman tanda-tanda (siginifier) melalui penyusunan konsep (signified).

Hermeneutika Diskursus Determenistik (3) : Candi Sukuh adalah manusia. Maka memahami Candi Sukuh sama dengan memahami buku teks ciptaan tulisan manusia dengan segala dimensi-dimensinya. Maka secara ontologis Candi Sukuh di geser namanya menjadi  "Buku Sukuh" atau "Buku Teks Sukuh" atau "Buku Teks Historis Sukuh".

Hermeneutika  Diskursus Determenistik (4) : Candi Sukuh ("Buku Teks Sukuh") dapat dilakukan Nacherleben (dialami kembali) guna memahami memahami isi kulit pengarang ide Candi melalui: 1 Interpretasi  gramatis (kalimat gaya bahasa simantik, kata-kata dipakai, sejarah) (2) Interprestasi dunia psikologis mental (apa kiranya yang/isi kembali  dipikir penulis atau pembuat Candi ini.

Hermeneutika Diskursus Determenistik (5) : Candi Sukuh ("Buku Teks Sukuh")  dipahami melalui  Nacherleben (dialami kembali)  dilakukan dengan melakukan re=experience, empaty (bagiaman kalau diri saya pembuat Candi guns mengalami mereka itu secara otentik dengan melakukan transposisi dalam diri pematung. 

Hermeneutika  Diskursus Determenistik (6) : Candi Sukuh ("Buku Teks Sukuh") bagian-bagian maupun keseluruahan secara bersama sama. Kalimat bisa isi pikiran bisa juga tidak, (=bukan manusia mengucapkan kalimat, tapi kalimat adalah mengungkapkan manusia). Sama seperti tubuh, dan jiwa sebagai satu kesatuan.

Hermeneutika Diskursus Determenistik (7) : Candi Sukuh ("Buku Teks Sukuh") dapat dipahami dengan akal budi yang memampukan memahamibagian atau sekaligus sebagai divinate (intuisi) untuk memperoleh objektivitas. 

Makna  Candi Sukuh (Buku Teks Sukuh) dapat dibenarkan lebih baik dari pengarangnya maka terjadilah objektivitas (=melalui Nacherleben) guna menghadirkan menghadirkan makna masa lalu, dalam psikologis gramatis, dan reproduksi sehingga lebih baik dari makna awalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun