Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Semua Hal Sia-sia Belaka dan Nirvana

25 Juni 2023   11:10 Diperbarui: 25 Juni 2023   11:12 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upaya ini dalam posisi ilmu ekonomi akan berdampak pada memaksimalkan kenikmatan pribadi, dan meminimalakan rasa sakit, destruksi agar menghasilkan hal positif bagi dirinya. Dengan cara pikiran ini akan mengakibatkan manusia menjadi berperilaku kapitalis, konsumtif dan melupakan kebutuhan hakiki dan perjalanan hidupnya kembali ke titik awal. Melalui cara demikian hasil akhir dalam kegagalan tersebut manusia menjadi berhasil menyentuh dasar eksistensinya.

Kedudukan "Tidak Ada" Secara relasi peta "tidak ada" berhubungan (berkorelasi) dengan "ada", sehingga bukan menjadi masalah pokok bagi keduanya. Sebab menurut saya "ada" atau "tidak ada" hanya suatu simbol dan ciptan indera manusia saja. Ada indikasi kuat indera manusia itu menipu sebab ditipu dengan proposisi yang lemah dan tidak beralasan.

 Mungkin saja manusia itu terlalu "sok tahu" sombong sehingga menganggap dirinya yang paling tahu tentang segala sesuatu. Bayangkan ketika kita membandingkan hewan dan manusia, belum dapat dijelaskan secara ajaran manapun manusia bisa membunuh anak kandungnya sendiri, sementara binatang singa tidak pernah membunuh anaknya. Adakah singa yang lebih singawi dibandingkan dengan manusia yang lebih manusiawi. Apakah secara esensial manusia lebih baik atau lebih beradab "keber-ada-nya dibandingkan hewan.  Bagimana secara otologis kedudukan tersebut tentang makna, kebenaran, dan hubungan logis diantara ide-ide dasar yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmu logika manusia. 

Kondisi ini harus dijawab dengan fokus pada permasalahan dan bukan teori tentang hal itu. Misalnya  bisakan kata "cinta' , pengetahuan, keadilan" hanya monopoli manusia, dan saat ini tidak seorangpun mampu mendefinisikan secara sempurna. Dengan demikian dapat disimpulkan "tidak ada" atau belum mampu diungkapkan tentang gambaran kehidupan pada merespon stimulus, reproduksi, metabolisme, beradaptasi dengan lingkungan, memelihara diri sendiri, dan melindungi diri sendiri.

       Pada kondisi tersebut ingin menjawab tentang "apakah yang kita ketahui, dan apa yang tidak kita ketahui, atau kesalahan yang tidak diketahui untuk (hal) yang diketahui. Hal terpenting dan paling sulit adalah mengetahui apa tang kita tahu dan apa yang tidak ketahui, oleh sebab itu kita jadi berkeinginan mengetahui segala sesuatu yang paling akhir dan paling final.  

Posisi ini ilmu pengetahuan tentang kosmos dan diri kita adalah "menerima keriadaan apapun (nothing)" sebagai anugrah, dan menganggap semua sebagai definisi dan bukti menentukan, kondisinya menjadi akan lebih baik jika kita mengasumsikan kita tidak mengetahui apapun, dan merupakan dasar pijak kita, sehingga kita mendapatkan sesuatu tanpa di cari. 

 Lalu dimana letak "sesuatu yang di cari sebagai yang diberikan" jangan sampai kita menemukan masalah tapi tidak memberikan solusinya. Pada titik ini saya putuskan berhenti menjabarkan argumentasi sebab menurut saya "satu-satunya kenyataan" adalah dunia material, dunia inderawi, yang terbingkai ruang dan waktu, sehingga akan melahirkan pengalaman, persepsi, kesan, ide, dan lain-lain itulah disebut wilayah pembahasan metafisik. Metafisik yang dapat dijelaskan atau dibuktikan disebut metafisik empirik. Metafisk empirik ini kemudian disebut sebagai 'induksi".

Paham Nihilisme. Nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka, sebagaimana  satu mati demikian juga yang lain, keduanya mempunyai mempunyai nafas yang sama dan manusia tidak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu adalah sia-sia. Paham Nihilisme dipelopori oleh Friedrich Nietzsche, Jean Paul Sartre,"Nihil" artinya kosong/tiada annihilate meniadakan, membasmi, memusnahkan, menghapuskan, melenyapkan segenap eksistensi. Ajaran nihilisme mengatakan dunia ini terutama keberadaan manusia di dunia tidak memiliki suatu tujuan. 

Tidak ada bukti yang mendukung keberadaan pencipta, moral sejati tidak diketahui, dan etika sekular adalah tidak mungkin. Kehidupan tidak memiliki arti, dan tidak ada tindakan yang lebih baik daripada yang lain. Realitas yang ada di alam ini hanyalah keburukan, fenomena-fenomena yang ada pada manusia tidak lain adalah penderitaan, kemalangan, kemiskinan, dan kehancuran, yang ada di alam hanyalah suara-suara keburukan dan atmosfir-atmosfir keputus asaan.  

Memutuskan dan mengakhiri semua klaim terhadap kebenaran pemikiran metafisis tradisional, dalam suatu proses yang melompat hanya ketika ia mencapai titik dimana "kebenaran-kebenaran" prasangka tersebut seperti Tuhan dan jiwa diperlihatkan sebagai nilai yang tidak kurang subjektif dan tidak lebih dari "kekeliruan-kekeliruan" ketimbang keyakinan dan pendapat manusia lainnya. 

Tuhan sudah mati" ("Gott ist tot"). "Tuhan sudah mati. Tuhan tetap mati. Dan kita telah membunuhnya. Bagaimanakah kita, pembunuh dari semua pembunuh, menghibur diri kita sendiri. Yang paling suci dan paling perkasa dari semua yang pernah dimiliki dunia telah berdarah hingga mati di ujung pisau kita sendiri. Siapakah yang akan menyapukan darahnya dari kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun