Tujuan utama seseorang menulis artikel di Kompasiana tentu agar artikelnya dibaca orang lain.
Pembaca akan membaca suatu artikel, bila artikel tersebut dirasa penting dan bermanfaat. Syarat Selain itu, artikel tersebut dipajang di tempat strategis yang mudah dilihatnya.
Bagaimana mungkin seseorang tertarik membaca suatu artikel, yang mungkin sangat penting dan berbobot, bila artikel tersebut tidak kelihatan di tempat pajangan artikel?
Di kompasiana, terdapat beberapa tempat strategis untuk memajang artikel yang bernilai tinggi. Tempat-tempat tersebut diberi kategori: Headline, Nilai tertinggi, Terpopuler, Tren di Google, dan Gres.
Setahu saya, artikel yang sukses ditayangkan, pertama kali akan masuk ke kategori “Terbaru.” Karena laju artikel yang masuk cukup besar, maka artikel yang tidak menarik perhatian pembaca akan mendapat nilai rendah, dan secara sistematis ke urutan yang semakin tidak langsung tampak terpajang, ketika seseorang membuka Menu “Terbaru.” Yang tampak adalah artikel-artikel yang baru masuk tayang.
Artikel-artikel baru tersebut, bila bernasib baik, akan dibaca oleh pembaca, dan mendapat nilai dan komentar. Saat artikel tersebut sudah mendapat nilai dan komentar dalam jumlah tertentu, artikel tersebut akan ditransfer ke kategori “Nilai Tertinggi.” Yang pertama muncul adalah artikel dengan jumlah nilai dan komentar tertinggi.
Setahu saya, lagi, pada saat artikel di kategori “Nilai Tertinggi” tersebut sudah mendapat nilai dan jumlah komentar tertentu, serta jam tayang tertentu, artikel tersebut ditransfer lagi ke kategori “Terpopuler”, atau di kategori “Artikel Pilihan.”
Cara yang sama tampaknya juga diaplikasikan di kategori Headline, Tren di Google, dan Gres.
Jadi, kemunculan artikel di tempat strategis sesungguhnya bisa diprediksi dari seberapa banyak artikel tersebut dibaca dan diberi nilai dan komentar oleh pembaca.
Hanya celakanya, para kompasianer tidak akan pernah bisa memprediksi secara persis bagaimana nasib artikelnya, dan muncul di kategori apa.
Penyebabnya adalah kategorisasi artikel-artikel tersebut, selain kategori Terbaru, tidak jelas kriterianya. Saya tadinya mengira bahwa penjelasan tentang hal itu ada di “Tutorial Kompasiana” pada Menu “Rubrik”.
Tapi setelah menu “Tutorial Kompasiana” saya klik, yang muncul adalah serangkaian gambar kubus dan seekor burung, Kriko, yang berkata, “Krik krik. User tidak ditemukan.” (Tepuk jidat pertama).
Lalu saya cari di bagian-bagian lain di Kompasiana, dan hasilnya tetap nihil. (Tepuk jidat kedua).
Selain itu, penjelasan resmi dan jelas tentang kriteria kategorisasi artikel-artikel di kompasiana juga sangat diperlukan, untuk menghilangkan anggapan bahwa penempatan artikel-artikel di kategori tertentu karena ada unsur permainan para admin.
Seseorang bisa saja berkata bahwa dia menulis hanya karena mau menulis. Dia tidak perduli tulisannya dibaca atau tidak dibaca orang, Dia juga tidak perduli tulisannya masuk kategori apa pun. Tapi, pernyataan seperti ini tampaknya, menurut saya, mengekspresikan sebuah kondisi yang sangat tidak sehat.
Hal-hal yang berhubungan dengan pertanyaan saya ini, mohon ditanggapi oleh para Admin Kompasiana secara seksama, dan dijawab dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H