Meskipun jumlah anggota perjalanan semakin menyusut menjelang hari H karena berbagai urusan pekerjaan, semangat untuk menjalani perjalanan tetap berkobar.Â
Oyen, di dapuk sebagai pemegang komando untuk tim tersebut. Perjalanan, yang awalnya direncanakan mulai pukul 10.00 WITA, terpaksa molor hingga pukul 12.30 WITA. Mereka memulai perjalanan dari Warung Kopi Labong, Tanjung Selor dan melintasi tiga kabupaten dengan total jarak sekitar 200,7 km.
Namun, perjalanan yang seharusnya memakan waktu 4 jam nyatanya meleset menjadi 8 jam. Vespa yang menjadi andalan mereka tak jarang bermasalah, menambah tantangan sekaligus keseruan dalam perjalanan.
Tim tidak menetapkan target waktu, sehingga sering kali mereka berhenti untuk minum dan mendinginkan mesin di bawah terik matahari.
Pemandangan indah seperti bukit karst dan hutan pinus menemani perjalanan mereka, meski medan yang dilalui cukup menantang dengan tanjakan tinggi dan jalanan berkelok.
Di Desa Sekatak, Anas, yang asyik mendengarkan lagu, tidak menyadari bahwa tempong vespa-nya terlepas hingga akhirnya menempel pada aspal. Momen-momen kecil seperti ini menambah warna perjalanan mereka.
Saat malam tiba di Desa Sapari, Kecamatan Muruk Rian, tim beristirahat sejenak untuk mempersiapkan penerangan vespa. Dengan udara sejuk dan minim penerangan, rasa kantuk dan mata yang mulai kabur menjadi tantangan tersendiri. Akhirnya, mereka tiba di Malinau sekitar pukul 19.30 WITA.