Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dari Isolasi ke Partisipasi: Transformasi Politik Suku Punan

9 Agustus 2024   00:16 Diperbarui: 25 Agustus 2024   06:53 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat Punan Batu (Dokumen Pribadi)

Latar Belakang

Suku Punan merupakan salah satu kelompok suku yang mendiami pedalaman borneo salah satunya Kalimantan Utara. Menurut artikel berjudul *Deep Ancestry of Collapsing Networks of Nomadic Hunter-Gatherers in Borneo* karya J.S. Lansing dan timnya, Suku Punan Batu adalah salah satu kelompok terakhir yang masih mempertahankan gaya hidup berburu dan meramu di hutan Kalimantan.

Sebagai kelompok yang telah menghuni Kalimantan sejak masa lampau, mereka berhasil hidup secara mandiri, meskipun minim intervensi dari pemerintah maupun perhatian masyarakat luas.

Kehidupan mereka yang terisolasi dari pusat pemerintahan dan kegiatan politik menyebabkan suku Punan memiliki keterbatasan akses terhadap informasi dan pendidikan politik. Hal ini berdampak pada rendahnya tingkat partisipasi politik. 

Budaya politik suku Punan dapat dikategorikan sebagai budaya politik parokial, dimana masyarakat memiliki tingkat kesadaran politik yang rendah dan tidak banyak berpartisipasi dalam proses politik.

Isolasi geografis dan sosial memperkuat sikap apatis terhadap politik. Namun, perubahan mulai terlihat dengan adanya upaya edukasi dan pendekatan personal oleh Orang tua asuh suku Punan, yakni Datu Karim.

Kondisi Pemukiman  Punan Batu (Dokumen Pribadi)
Kondisi Pemukiman  Punan Batu (Dokumen Pribadi)

Gambaran Pemukiman Punan Batu

Suku Punan Batu Benau bermukim di sepanjang hulu Sungai Sajau maupun sekeliling Gunung Benau yang dihuni sebanyak 35 Kepala Keluarga (KK) dengan 106 jiwa.

Secara administrasi berada di RT 11 Desa Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan. Membutuhkan waktu 60-90 menit menggunakan perahu ketinting untuk menjangkau lokasi tersebut. Hingga kini, belum ada akses darat menuju lokasi tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun