Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksplorasi Tradisi Kuno Telinga Panjang di Long Beliu, Kalimantan Timur

30 Juli 2024   10:35 Diperbarui: 30 Juli 2024   15:49 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eksplorasi Tradisi Telinga Panjang

Dorongan untuk mengeksplor lebih lanjut muncul ketika penulis berbincang-bincang dengan Ino, salah satu pendamping Desa Merapun yang menceritakan tentang perkampungan Dayak Kenyah yang mempertahankan adat istiadat dan memiliki balai adat yang masih kokoh. 

Dengan semangat, penulis memutuskan untuk menelusuri keajaiban Desa Long Beliu, yang hanya berjarak 6 km dengan waktu tempuh berkisar 15-30 menit menggunakan sepeda motor dari Kantor Camat Kelay.

Meskipun disarankan untuk tidak berjalan kaki karena jarak yang cukup jauh, penulis tetap bersikeras untuk merasakan pengalaman berjalan kaki. 

Dalam perjalanan ini, penulis dihampiri oleh seorang bapak gemuk yang ramah, menawarkan tumpangan dengan sepeda motornya. 

Tiba di gapura Desa Long Beliu, penulis tak bisa menahan diri untuk mengabadikan keindahan gapura ukiran Dayak yang begitu megah dan meminta bapak itu untuk meninggalkan penulis.

Namun, perjalanan masih panjang, dan seorang anak muda ramah membantu penulis mencapai perkampungan. Dengan penuh kebaikan, dia menanyakan tujuan penulis yang ingin melihat desa, mengabadikan momen melalui kamera, dan menjelajahi balai adat.

Keindahan Balai Adat

Tiba di balai adat, kekaguman penulis terpancar melihat rumah Lamin adat Dayak yang terjaga kebersihannya. Salah satu warga, anak muda yang ramah, dengan senang hati membantu penulis untuk berfoto di balai adat yang begitu indah. 

Keunikan Desa Long Beliu tidak hanya terletak pada keindahan fisiknya, tetapi juga pada keramahan warganya. Para ibu yang baru saja pulang dari ladang, dengan khas topi Dayak, menyambut penulis dengan ramah.

Para ibu yang baru saja pulang dari ladang | Dokumentasi Pribadi
Para ibu yang baru saja pulang dari ladang | Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun