Cerita Desa Long Beluah menggambarkan bagaimana warisan budaya dan tradisi suku Dayak Kayan Mapan tetap hidup meskipun terjadi perubahan zaman dan masuknya agama-agama baru. Meskipun beberapa praktik animisme telah ditinggalkan, beberapa tradisi masih dipegang teguh oleh masyarakat desa, seperti penghormatan terhadap roh leluhur. Bangunan-bangunan tradisional dan keberadaan balai adat menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat lokal berusaha mempertahankan warisan budaya mereka.Â
Kisah tentang Telinga Panjang menyoroti bagaimana perkembangan zaman telah mengubah persepsi dan praktik masyarakat. Meskipun Telinga Panjang dulunya dianggap sebagai simbol kecantikan dan kebanggaan suku Dayak Kayan Mapan, banyak generasi muda, seperti Sujau, lebih memilih gaya hidup modern dan tidak tertarik untuk meneruskan tradisi tersebut.
Namun, tokoh seperti Idung Kusow tetap teguh dalam mempertahankan identitas budaya mereka, meskipun kondisi fisiknya mulai melemah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H