Segera ku keluarkan kamera silver hitam yang namanya sama seperti nama Gunung Tertinggi di Jepang, tanpa rasa canggung, aku mendekatkan diri kepada penari yang membawa Tombak di bagian depan, dan penari wanita di bagian belakang.
Perlu diketahui bahwa Kukui dilantunkan ole para Kesatria Dayak Agabag sebelum pergi Mengayau (Tradisi berburu Kepala dan memenggal kepala Manusia) dan juga setelah memenangkan pertempuran hal tersebut di anggap mereka sebagai ucapan syukur kepada Akion atau para leluhur Dayak Agabag.
Pembawa acara memanggil penampilan dari pemuda dayak selanjutnya, dan juga mengabarkan jika masih ada 5 pertunjukan lagi ucapnya,
Ku buka kembali Rundwon acara tersebut, "Sial ucapku dalam hati" Â ternyata, kami berdua sudah melewati setidaknya beberapa kemeriahan dari beberapa pertunjukan seni tersebut.
Acara ini merupakan Musyawarah Besar Pemuda Dayak Kalimantan Utara yang pertama yang di gelar di Bulungan, Kalimantan Utara, harapan utamanya untuk menyatukan 11 sub etnis suku dayak disatu wadah agar para pemuda dayak memiliki nilai yang terkandung di dalam budaya Dayak tersebut, sekalin itu pemuda dayak dapat mengangkat, menghidupkan kembali budaya yag sudah dibangun oleh pendahulu mereka sebelumnya.