Seperti ini ni contohnya, ngapain kamu kuliah tinggi-tinggi, toh ujung-ujungnya kembali kedapur, jangan sering pulang malam, nanti kamu di anggap cewe nakal, belum lagi dengan pertanyaan usia segini kok belum nikah?. Belum lagi bila menggunakan pakaian yang sedikit terbuka, semua mata laki-laki pasti menuju ke arah saya, bila saya protes, saya yang di salahkan toh, padahal, si laki-lakinya aja yang matanya jelalatan, ungkapan kesesalanya . jangankan pakaian terbuka, nenek-nenek dan wanita yang memakai pakaian tertutup pun menjadi korban pelecehan seksual dan pemerkosaaan. Berarti bukan salah kami kami donk, otak kalian aja tuh ( sambil menunjuk saya, laki-laki maksudnya)  yang mesum.
Namun Disisi lain, Kaum feminis menyebutkan bahwa setiap manusia dilahirkan dengan hak yang sama, baik laki-laki maupun perempuan.oleh karena itu, seharusnya mereka memiliki akses yang sama dalam hal memperoleh pekerjaan, pendidikan, mengambil keputusan, bergabung dalam politik..
Ada pula di Indonesia seorang tokoh Feminis dan juga pahlawan nasional Indonesia yaitu Raden Adjeng Kartini yang menggagas pendidikan untuk perempuan jawa sebagai pemenuhan hak perempuan yang sangat gigih memperjuangkan emansipasi wanita pada zaman itu.hasil perjuangannya berbuah hasil, tak ayal banyak wanita-wanita di bangsa ini termotivasi hingga mampu menyelesaikan sekolah sampai di perguruan tinggi. Dari hal tersebut menciptakan persamaan derajat antara wanita dan pria.
Ada ungkapan yang mengatakan " Di balik pria sukses, ada wanita tangguh yang berada di sisinya'
Seiring berjalannya waktu, bangsa ini sudah banyak melahirkan Kartini-kartini tangguh dan pula mandiri yang sangat berperan untuk kemajuan bangsa ini.
Emansipasi itu bukan bertujuan untuk menyaingi pria, namun untuk menyeimbangi seorang pria.
Sekian dan Terima kasih,
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H