Novita Wiyanti: "Dan, sebagai bagian dari festival, kita bisa mengadakan kompetisi teknologi yang kocak. Misalnya, lomba menciptakan alat transportasi tercepat tanpa listrik, atau lomba membuat kopi dengan alat futuristik yang nggak masuk akal."
Slamet Tohari: "Haha, itu pasti seru! Dan kita bisa melibatkan semua lapisan masyarakat, dari yang tua sampai yang muda. Biar semuanya bisa ikut merasakan perkembangan ini dengan cara yang menyenangkan."
Rencana festival pun semakin menggelitik imajinasi mereka. Selain itu, mereka berpikir untuk menciptakan aplikasi yang mengajak orang untuk belajar bahasa daerah dengan cara yang interaktif dan lucu. Mereka berharap dengan sentuhan humor, pendekatan ini bisa menarik minat masyarakat untuk tetap menjaga bahasa daerah mereka.
Setelah berhari-hari merencanakan, mereka memutuskan untuk melibatkan masyarakat dalam diskusi terbuka di warung kopi Banyumas mereka yang futuristik. Mereka ingin mendengar masukan dan ide kreatif dari semua kalangan untuk memastikan perubahan ini sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
Ternyata, ide-ide kocak mereka benar-benar membuat suasana menjadi lebih hidup dan penuh semangat. Sebuah gebrakan yang tak hanya menghadirkan perubahan, tetapi juga tawa dan keceriaan di setiap langkahnya.
Adegan 5: Kembali ke Waktu Sekarang dengan Pembelajaran Baru
Rencana festival mereka semakin mendebarkan dan menyenangkan seiring berjalannya waktu. Mereka berhasil menyusun line-up acara yang tak biasa, seperti lomba memasak tradisional dengan bahan-bahan masa depan, dan pertunjukan seni yang menggabungkan tarian adat dengan teknologi hologram yang lucu.
Sambil menunggu hari festival tiba, mereka kembali ke warung kopi Banyumas mereka yang telah kembali ke tampilan aslinya. Novita, Joko, dan Pak Slamet bersama-sama mempersiapkan segala sesuatunya. Sementara itu, berita tentang festival unik ini menyebar ke seluruh Banyumas, menciptakan buzz yang tak terduga.
Slamet Tohari: "Lihat, ini adalah langkah besar untuk Banyumas. Kita bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya teknologi dan kebudayaan lokal."