Penyakit ini memang menyerang hewan, tapi di balik itu, manusia juga ikut terdampak. Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) bahkan menetapkan Jawa Timur zona merah PMK. Data Satgas Penanganan PMK per 25 Juni 2022, sebanyak 100.492 ekor hewan ternak sudah terjangkit PMK.
Ratusan ribu itu bukan angka yang kecil, PMK ini seakan menggerogoti secara perlahan, tidak hanya hewan yang kurus kering terus mati. Tapi sang pemilik harus menelan pilu, sudah hewan banyak yang mati. Ada juga sang pemilik ikut meninggal karena semua harta bendanya habis.
"Di desa saya, ada pemiliknya sampai mati. Sapi-sapinya mati semua akibat PMK. Nah dia kan menggantungkan dari sapi-sapi itu, ketika sapi mati dia bingung untuk menghidupi keluarganya. Wong mata pencaharian sudah gak ada. Sampai hutang juga kalau gak salah dulu itu. Tidak lama saya dengar dia sakit dan meninggal. Kok saya rasa ini lebih hebat dari Covid ya. Semuanya tak tersisa," ungkap Pardi warga Gresik, Jawa Timur.
Ya inilah kenyataan yang didapatkan, selentingan PMK lebih kejam dari Covid-19 bisa jadi benar atau juga tidak. Namun praktiknya musibah yang ada juga berdampak segala aspek. Mulai harta benda yang habis hingga kabar duka.
Akibat PMK ini, banyak pedagang hewan kurban juga terdampak. 2 tahun terdampak Covid-19, kini mereka mengalami hal sama. Dagangan hewan kurban yang dijual turun drastis. Di daerah Ponorogo misalnya ada juga yang terpaksa membanting harga jualannya untuk sambung hidup.
Ya kita semua memang sedang di uji. Di balik itu semua, ini mungkin cobaan yang diberikan Allah SWT. Kata orang, sang pencipta sedang memberikan ujian pada hamba nya untuk bisa naik kelas menjadi orang lebih baik.
Selain itu, kejadian ini harus menjadi perhatian, tidak hanya warga masyarakat, buruh sampai petani tapi juga pemangku kebijakan untuk dapat memecahkan masalah terkait PKM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H