Awal aku tidak mempedulikan gaya-gaya artis-artis Indonesia. Kisahnya banyak penuh intrik kayak sinetron-sinetron yang dimainkan. Namun hal itu seakan berubah ketika salah seorang pelawak tanah air yang juga YouTuber tengah menjalin kasih dengan salah seorang artis cantik.
Ya, sebut saja Billy Syahputra dan Amanda Manopo. Ketika berpacaran kisah-kisahnya seakan dinanti. Bagaimana perhatian Amnada kepada pasangannya maupun sebaliknya membawa cerita tersendiri.
Bagi sebagian orang tentu menyayangkan jika mereka putus cinta. Namun itulah yang namanya takdir. Meski kita sudah berusaha yang menentukan tetap ada pada yang diatas yakni Allah SWT.
Memang saat ini mereka tidak lagi dipersatukan. Tidak adalagi kebucinan yang kerap diperlihatkan di kanal Yotube Billy. Manda dengan aktifitasnya bermain sinteron kejar tayang "Ikatan Cinta" dan Billy tetap dengan kesibukkannya.
Ya Sinetron ini seakan menghipnotis di tengah pandemi. Bahkan karya anak negeri ini diklaim mampu menyedot 43 persen masyarakat untuk menonton sinteron "Ikatan Cinta".
Hal yang luar biasa bagi perfilman tanah air. Meski tak semulus percintaannya Amanda dan pemain lainnya menyuguhkan hal yang berbeda. Gembar-gembor anjuran di rumah saja menjadikan Ikatan Cinta dinilai menjadi penghibur.
Ceritanya kini berubah, bukan lagi Billy Syahputra dan Amanda Manopo, tapi kisah Mas Aldebaran dan Mbak Andin yang selalu di nanti. Sinetron ini juga punya para pecinta yang fanatik lho. Mereka rela mengadakan syukuran hingga membuat tumpeng karena ratting sinetron yang terus menduduki puncak.
Ya kalau berbicara pandemi Covid-19, masyarakat sekarang ini butuh-butuh hiburan. Perusahaan Lockdown karena Covid-19, Isoman hingga pekerja yang Work From Home (WHF) tentunya siapapun akan bosan jika tidak melakukan aktifitas apapun. Harus ada penghibur yang menemani dikala pandemi.
Sinetron seperti "Ikatan Cinta", bisa saja jadi referensi tontonan, atau jika perlu masyarakat disuguhkan cerita-cerita humor ataupun seni pertunjukan. Tapi kalau berbicara seni pertunjukan sekarang ini ibarat mati suri. Mereka para seniman khusus nya yang ada di daerah yang sering main dikampung-kampung seakan tidak berdaya. Adanya larangan berkerumun, menjadikan mereka harus tiarap di rumah.
Ya bisa saja mereka seniman daerah menggunakan digitalisasi di kanal-kanal YouTube untuk berkreasi. Tapi pertanyannya uang dari mana untuk menampilkan aksinya?
Ya ditengah booming nya sinetron Ikatan Cinta dan youtuber-youtuber menampilkan kreasi untuk menghibur. Ada sisi lain yang seakan terhempas. Mereka pegiat seni seperti halnya ludruk, ketoprak dan lainnya, benar-benar terdampak Pandemi Covid-19.
Dengan jumlah yang cukup banyak untuk melakukan pentas seni, berkisar belasan hingga puluhan orang, tentunya mereka yang akan tampil juga berpikir. Kembali lagi uang menjadi kendala.
Bisa saja mereka menggunakan kanal YouTube. Namun hal itu tidak semudah yang diucapkan. Ada beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan, terlebih kesenian daerah banyak orang yang terlibat didalamnya. Wong pentas offline aja atau di lapangan ketika Covid-19 belum menyerang, hasil yang didapatkan jauh dari cukup.
Jika menggunakan sarana YouTube bagaimana mekanisme pembagiannya, hasil saja belum kelihatan, apalagi hanya mengandalkan subcribe, like dan jumlah penonton.
Semua berharap kesenian tanah air bisa bergeliat seperti sinetron "Ikatan Cinta". Pemerintah atau siapapun bisa saja hadir untuk memberikan wadah berkreasi dan tentunya harus dapat bayaran donk.
Jangan sampai akibat Pandemi Covid-19, kesenian tanah air mati suri. Berkesenian bisa melalui digital. Tapi harus ada sponsor untuk menyokong itu. Mari galakkan kesenian tanah air untuk tetap eksis ditengah pandemi. Tubuh sehat, imun kuat.
Salam sehat. Semoga kita selalu diberi kesehatan. Tetap patuhi aturan, kedepankan protokol kesehatan dan tetap 1 M ( jangan Mokong). Karena kita tidak tahu siapa yang membawa virus, bisa Saya, Kalian, atau Kamu. Sekarang waktunya menjadi Pahlawan untuk diri sendiri dan sekitar untuk tidak abai.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H