Dr Bambang Djarwoto, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal-Hipertensi FK UGM
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, menyatakan Kencing manis adalah “ibu”-nya penyakit. Kalau “ibu” datang, maka “anak, adik, kakak, bapak, mak, nenek, kakek akan datang! Jumlah penderita Diabetes Melitus terus meingkat dari tahun ke tahun (Maksudnya bila anda menderita diabetes, maka dapat mengundang penyakit lain-penulis)
Kendalikan Gula Darah
Kadar gula darah yang terkontrol hari ini, bermanfaat untuk mencegah komplikasi dalam lima tahun mendatang. Komplikasi akan berlangsung menahun baik mengenai pembuluh darah kecil (mikro angiopati) maupun mengenai pembuluh darah besar (makro angiopati).
Pada kenyataannya pasien Kencing Manis yang terdiagnosis hari ini, ternyata proses Kencing Manisnya telah berlangsung sejak 5 tahun yang lalu. Akibatnya telah terjadi kerusakan organ tubuh yang luas seperti ginjal, saraf, mata, jantung dan pembuluh darah. Hal ini terjadi akibat ketidak-tahuan pasien tentang penyakitnya dan belum disadari pentingnya check-up kesehatan khususnya pada kelompok-kelompok resiko tinggi Kencing Manis sehingga terjadi keterlambatan penanganannya.
Komplikasi menahun yang paling tidak enak adalah gangguan syaraf ditandai dengan rasa baal, nyeri, kesemutan terutama di daerah kaki yang dapat terjadi 24 jam dan 7 hari seminggu. Komplikasi yang membutuhkan biaya sangat besar adalah komplikasi yang menyerang ginjal (nefropati diabetik) karena bersifat menahun, progresif dan tidak dapat dikembalikan lagi ke kondisi semula. Kondisi buruk ini menuju terjadinya gagal ginjal terminal yang memerlukan cuci darah 2-3 kali seminggu seumur hidup.
Penderita Kencing Manis, agar tidak timbul komplikasi gagal ginjal yang memerlukan cuci darah, harus melakukan ini: Perencanaan makan yang benar (untuk mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol), Latihan jasmani 3-5 x seminggu, Penyuluhan kesehatan (tidak merokok), Obat berkhasiat menurunkan kadar gula darah dan mengendalikan tekanan darah hingga mencapai 120/75 mmHg.
(sumber: http://www.kr.co.id
Penyakit kencing manis dapat mengakibatkan kebutaan, Salah seoarng di antaranya adalah Mus Mulyadi, penyanyi Fafourite Group yang terkenal tahun 1970 an. (Kebetulan penulis mengetik naskah ini sambil nonton acara "Satu Jam Bersama Mus Mulyadi" di TVOne Suami dari Helen Sparinga itu hampir bunuh diri karena sangat frustrasi karena buta yang dialaminya)
Disfungsi Seksual pada Pasien PGK
Dr. Widodo Sutandar, SpPD-KGH dari RS Peluit dalam sebuah seminar, menyatakan bahwa penyakit ginjal kronik (PGK) dapat mempengaruhi berbagai segi kehidupan. Salah satu di antanya (yang sangat ditakuti pria) adalah kehidupan seksual si penderita. Penyakit ini dapat mengganggu atau menurunkan gairah seksual dan kemampuan melakukannya akibat adanya perubahan hormonal, sirkulasi, fungsi saraf dan kadar energi.
Dikatakan oleh Dr. Widodo bahwa pada pasien PGK sangat umum terjadi disfungsi ereksi pada pasien pria dan lebih dari 50% pasien PGK pria dan wanita mengalami penurunan libido dan frekuensi hubungan seksual yang disebabkan oleh banyak faktor.
Terjadinya disfungsi seksual pada pria, ditandai dengan:
• Terganggunya pembentukan sperma dan kerusakan testis seringkali mengakibatkan kemandulan
• Gangguan pusat kelenjar hormon di bawah otak
• Faktor psikologis yang berhubungan dengan penyakit kronis, depresi
• Defisiensi zat besi
• Anemia
• Hiperparatiroid sekunder
• Mengganggu aliran pada pembuluh darah arteri dan vena pada penis
• Kerusakan saraf otonom
Sedangkan terjadinya disfungsi seksual pada wanita, ditandai dengan:
• Gangguan menstruasi dan kesuburan
• Penurunan libido (seksual)
• Penurunan kemampuan mencapai orgasme
• Disparunia, vaginal atrophy & dryness
• Vaginismus
• Faktor psikologis
• Anemia
Dalam seminar yang sama, Dr. Herry menegaskan bahwa guna mengatasi masalah ini, maka penderita diabetes harus melakukan antara lain:
-Menjalani program diet sehat
-Membatasi jumlah asupan cairan