"Maksudmu kau dibantu polisi? Polisi tak bisa berbuat banyak. Benda itu terbuat dari baja..."
"Bukan polisi, mbak. Tapi mereka. Mereka ada di sini..."
"Mereka? Mereka siapa?"
"Sebentar mbak..." Gambar di layar televisi terlihat bergerak. Dan kemudian berhenti.
"Aku sedang melakukan zoom, mbak. Biar mbak lihat sendiri..."
Pratiwi melihat ke layar. Dan dia tertegun. Nampak seorang lelaki yang memakai Iket, penutup kepala khas Sunda berwarna biru. Dia mengenakan kacamata hitam dan masker berwarna biru muda. Dia mengenakan jaket kulit berwarna hitam, celana jeans dan kets.
Lelaki itu melakukan gerakan seperti jurus silat. Dia kemudian melangkah maju dan menggerakkan kedua tangannya bergantian.
Bang. Bang
Kendaraan lapis baja berbentuk banteng yang terkena hantaman nampak terdorong mundur, terguling, namun bangkit lagi dengan sempoyongan.
"Dan di sebelah sana mbak," terdengar suara Diandra, diikuti pergerakan kamera.
Di dekat kendaraan berbentuk badak, terlihat seorang lelaki yang mengenakan blangkon berwarna kecoklatan, kacamata hitam dan sapu tangan yang menutupi hidung  dan mulut. Dia mengenakan pakaian dari batik berwarna coklat muda dan celana jeans. Lelaki itu terlihat merentangkan tangannya. Terdengar bunyi desir yang semakin kuat, diikuti munculnya angin yang berputar tepat di atas anak muda itu.