Mohon tunggu...
Baizul Zaman
Baizul Zaman Mohon Tunggu... Dosen - -

lahir di pulau Muna, Desa Pure, Kelurahan Labunia, Tahun 1988. Setelah tamat Sekolah di SMA 2 RAHA, saya melanjutkan kuliah di STMIK Dipanegara Makassar sampai tahun 2010. Tahun 2013 melanjutkan Studi S2 Bidang Teknik Informatika Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

E-Learning : Model Baru Pendidikan Abad ke Dua Puluh Satu

29 Mei 2016   13:01 Diperbarui: 3 Juni 2016   11:14 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Our vision is : To provide a brighter future for Indonesians through quality, affordable, accessible, and sociable online education"

Penggalan kalimat diatas merupakan visi dari HarukaEdu yang merupakan salah satu start up yang bergerak dibidang pendidikan dan bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk menyelenggarakan kuliah berbasis e-learning yang mencakup program S1 untuk bidang manajemen dan program S2 untuk  bidang komunikasi serta secara mandiri membuka program kelas dan sertifikasi online untuk bidang keahlian yang dibutuhkan oleh dunia kerja saat ini.

Dalam aktifitasnya sebagai sebuah lembaga yang bergerak dibidang pendidikan tentu cara yang ditempuh oleh HarukaEdu adalah sesuatu yang baru dan berbeda di dunia pendidikan. Lazimnya proses pendidikan formal kita selama ini berlangsung didalam kelas. Jadwal dan jam pelajaranya telah ditentukan secara baku mulai dari pagi hingga siang hari atau bahkan sore hari. Peserta didik tidak memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri kapan dan dimana ia harus belajar, dengan siapa ia harus belajar serta menggunakan cara seperti apa ia akan belajar. Prosesnya begitu kaku, ketat serta serba terbatas.

Namun, setelah internet hadir dan menjadi bagian dari kehidupan kita saat ini maka semuanya menjadi berubah. Perlahan model baru yang berbasis online mulai diterapkan hampir dalam semua bidang kehidupan kita menggeser model tradisional  yang mulai usang dan ketinggalan zaman.

Dalam dunia pendidikan sistem e-learning adalah model baru itu. Dalam pelaksanaanya sistem e-learning ini kemudian menggantikan model pembelajaran tradisonal yang masih memposisikan seorang pengajar sebagai penyiar yang kerjanya hanya memproduksi kata-kata yang ditransmisikan secara satu arah dan linear kepada para audiens atau peserta didik.

Pertanyaanya, seberapa efektifkan sistem pembelajaran berbasis e-learning seperti ini bisa menggantikan cara lama yang sudah sejak dulu berlangsung dalam proses pendidikan kita? Adakah manfaat yang bisa diperoleh dari sistem e-learning ini? Bagaimana dampaknya terhadapa lembaga pendidikan itu sendiri?

E-LEARNING DAN NET GENERATION

Jika kita memperhatikan secara seksama ternyata bukan cuma zaman yang telah berubah, namun generasinya juga telah ikut berubah. Jika sebelumnya kita mengenal generasi yang penyabar dan ikut-patuh terhadap segalanya tanpa banyak protes serta bersikap pasif terhadap segala sesuatunya, maka hari ini kita diperhadapkan dengan generasi baru yang serba reaktif, gemar menggunakan teknologi, tidak mau dikekang, memiliki keinginan untuk bebas menentukan sendiri jalan yang akan ditempuhnya serta gemar bersosialisasi dan membangun jejaring baik secara off line ataupun on line. 

Mereka generasi yang suka berkolaborasi namun tidak sabar dalam melakukan segala sesuatunya. Mereka generasi yang ingin belajar banyak hal namun dengan cara yang mereka tentukan sendiri.

Oleh karena itulah maka sistem e-learning yang menawarkan konsep kebebasan memilih waktu, kebebasan menentukan metode pembelajaran, kebebasan memilih tempat belajar, kebebebasan menentukan dengan siapa akan belajar serta kemudahan untuk berkolaborasi secara langsung dan terbuka dengan pihak lain menjadi sangat relevan dengan keingingan generasi saat ini.

Bisa kita bayangkan dengan sistem e-learning maka sangat memungkinkan bagi kita untuk menikmati konten pembelajaran sambil menikmati sunset di pinggir pantai, sambil berlibur bersama keluarga atau sedang melaksanakan kegiatan lain yang tentunya tidak akan terganggu dengan aktifitas menimba ilmu yang sedang dilakukan.

Seperti inilah yang diinginkan oleh generasi kita saat ini. Generasi yang menginginkan segalanya bisa diakses lewat ujung jari tanpa harus terikat dengan sistem atau aturan yang ketat.inilah generasi yang menolak cara-cara pendidikan lama dengan sistem tradisional dan serba mengikat tanpa memberikan kebebasan yang leluasa kepada para peserta didik.

E-LEARNING DAN PERLUASAN AKSES PENDIDIKAN

Sumber : Sardjoeni Moedjiono, 2009
Sumber : Sardjoeni Moedjiono, 2009
Abad ke dua puluh satu ini ditandai dengan semakin meluasnya jaringan internet yang terus dibarengi dengan pembangunan infrastruktur jaringan yang dilakukan oleh pemerintah disemua pelosok negeri. Ditambah lagi dengan semakin mudahnya untuk mengakses internet itu baik itu menggunakan komputer, laptop ataupun smart phone. Kondisi ini kemudian menegaskan satu hal bahwa sistem berbasis e-learning ini menjadi alternatif untuk memperlu akses pendidikan sampai kepelosok tanah air.

Dengan sistem e-learning maka setiap peserta didik bisa menikmati konten pembelajaran yang mereka inginkan dan relevan sesuai dengan kebutuhan mereka. Tanpa perlu lagi untuk pusing menjalankan proses pendidikan secara off line yang terikat dengan tempat dan waktu yang telah dijadwalkan secara baku oleh sebuah lembaga pendidikan.

Bukan rahasia umum lagi, bahwa kebanyakan orang yang tidak bisa melanjutkan kuliahnya karena faktor minimnya akses pendidikan. Dengan demikian maka sistem e-learning yang telah disiapkan oleh sebuah lembaga pendidikan sangat memudahkan bagi mereka untuk memperoleh akses pendidkkan, kapanpun dan dimanapun. Mereka tidak perlu lagi hadir dikelas-kelas atau ruang pembelajaran, cukup mengakses materi kuliah lewat gadget/smart phone atau menggunakan PC/laptop kemudian memulai untuk belajar.

Dengan demikian, maka sistem e-learning ini sangat menunjang mereka yang ingin mengakses pendidikan meskipun berada jauh dipelosok negeri yang tidak memiliki sarana pendidikan.

E-LEARNING DAN PENGUATAN LEMBAGA PENDIDIKAN

Dalam prakteknya, HarukaEdu menawarkan konten e-learning berupa materi berbasis video, audio, materi presentasi, forum dikusi, live chat serta tugas-tugas yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Dengan konten e-learning seperti ini maka sangat memungkin seseorang untuk belajar dan mencari materi sesuai dengan yang diinginkanya.

Pada titik ini, sebetulnya sebuah lembaga pendidikan telah mampu menghadirkan satu proses pembelajaran yang menggairahkan bagi peserta didiknya.Tidak ada lagi pembelajaran yang kaku dan hanya terjadi satu arah dimana peserta didik hanya menjadi obyek yang senantiasa menerima hasil produksi kata-kata dari sang pengajar.

Dengan kondisi ini maka sangat memungkinkan sebuah lembaga pendidikan akan bisa terus bertahan menyelenggarakan proses pendidikan tanpa perlu ragu atau takut untuk tergerus oleh perubahan zaman yang memang tidak bisa untuk dibendung atau dihindari.

Banyak kasus yang terjadi dimana sebuah lembaga pendidikan mulai ditinggalkan oleh peminatnya atau peserta didiknya, karena tidak bisa atau tidak mampu melakukan perubahan dalam proses menyajikan pembelajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini hanya mengandalkan model tradisional dan mengabaikan perubahan zaman yang menuntut model baru yang berbasis online dalam menyajikan pembelajaran kepada peserta didiknya.

E-LEARNING DAN KOLABORASI GLOBAL

Apa yang dimulai oleh HarukaEdu sebetulnya merupakan cikal bakal dari sebuah proses kolaborasi global antar lembaga pendidikan yang tentunya menjadi keinginan kita bersama. Kita menginginkan sebuah kolbaorasi yang pada akhirnya bisa menjawab setiap persoalan zaman yang terus berdialektika setiap saat. Selain itu dengan kolbaorasi global ini maka diharapakan akan terwujud sebuah pendidikan yang lebih murah dan berkualitas.

Namun tentu saja untuk mewujudkan itu perlu upaya yang sungguh-sungguh dari setiap pihak lembaga pendidikan dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mantan pimpinan MIT Charles M Ves dalam buku Macrowikinomics, bahwa untuk mencapai itu maka ada tiga tahap yang harus dipersiapkan. Tahap pertama adalah pertukaran konten. 

Para profesor mempublikasikan materi pengajarannya secara online yang bebas digunakan. Kedua adalah inovasi bersama dalam konten, dimana pengajar berkolaborasi dengan pengajar lainnya serta para siswa dalam berbagi gagasan lintas disiplin untuk menciptakan materi pengajaran baru menggunakan Wiki atau perangkat lain. Tahap ketiga, universitas menjadi sebuah simpul dalam jaringan global dunia fakultas, siswa, institusi, serta tetap memperkuat identitas, kampus, dan mereknya.

Pada akhirnya setelah ini terwujud, maka kita akan tiba pada satu fase yang disebut sebagai kemerdekaan dalam pendidikan. Pendidikan yang tidak bersekat. Pendidikan yang bisa diakses dari mana saja, dari siapa saja tanpa ada batasan wilayah teritorial. Dengan demikian pula maka setiap ilmu pengetahuan yang kita serap akan senantiasa sesuai dengan perubahan zaman dan konteks kekinian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun