Kunang Malam Kakek Dewangga
Oleh: Baity Nur Kharisma S
Perlahan-lahan berubah
Baru sempat kuperhatikan setelah tiada
Dulu,
Hitam legam menjadi uban nan putihÂ
Langkah kaki berat menjinjit
Punggung bungkuk menahan beban tertanggung
Kulit kendur mengeriput
Lekukan tulang tampak jelas rapuh
Lidahpun mati rasa
Tanganpun mati raba
Bahkan tubuhpun mati raga
Ringkih, pundak tegap tak lagi nampak
Meringkuk siang malam
Tak dapat temui mentari
Tak dapat jumpai rembulan lagi
Tidakkah pagi ini seharusnya kakek berladang?
Kakek lupa?Â
Kakek diam
Gerak netranya lemas seakan berisyarat
"Datangkan malaikat untukku"
Hingga akhirnya kunang malam datangÂ
Menghampiri rupa yang telah kaku
Bertebangan sepanjang duka
Hinggap di kepala nisan hitam beraksara
Bersinar di salemba kakek Dewangga
Menetap di atas rumah kakek Dewangga
Memberi cahaya penyelamat ketakutan kakek Dewangga
Semakin menyala terang saat rembulan datang
Kakek Dewangga aman bersama kunang malam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H