Mohon tunggu...
Baity NurKharisma
Baity NurKharisma Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

talk less do more

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kunang Malam Kakek Dewangga

20 Juni 2020   16:11 Diperbarui: 20 Juni 2020   17:48 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kunang Malam Kakek Dewangga

Oleh: Baity Nur Kharisma S

Perlahan-lahan berubah

Baru sempat kuperhatikan setelah tiada

Dulu,

Hitam legam menjadi uban nan putih 

Langkah kaki berat menjinjit

Punggung bungkuk menahan beban tertanggung

Kulit kendur mengeriput

Lekukan tulang tampak jelas rapuh

Lidahpun mati rasa

Tanganpun mati raba

Bahkan tubuhpun mati raga

Ringkih, pundak tegap tak lagi nampak

Meringkuk siang malam

Tak dapat temui mentari

Tak dapat jumpai rembulan lagi

Tidakkah pagi ini seharusnya kakek berladang?

Kakek lupa? 

Kakek diam

Gerak netranya lemas seakan berisyarat

"Datangkan malaikat untukku"

Hingga akhirnya kunang malam datang 

Menghampiri rupa yang telah kaku

Bertebangan sepanjang duka

Hinggap di kepala nisan hitam beraksara

Bersinar di salemba kakek Dewangga

Menetap di atas rumah kakek Dewangga

Memberi cahaya penyelamat ketakutan kakek Dewangga

Semakin menyala terang saat rembulan datang

Kakek Dewangga aman bersama kunang malam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun