Mohon tunggu...
Baity Dinar
Baity Dinar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya bermain kata atau membuat puisi kecil-kecilan sebagai realisasi perasaan saya yang mungkin tidak bisa saya ungkapkan pada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Kajian Ekspresif Ekranisasi Novel 172 Days Karya Nadzira Shafa

18 Mei 2024   03:47 Diperbarui: 18 Mei 2024   03:54 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam kutipan kedua ini, Nadzira menunggu bang Amer yang baru saja masuk ke ruangan ICU. Gambaran ekspresi khawatir dari Nadzira terpampang jelas dengan kutipan yang dijelaskan di dalam novel. Ketika Nadzira menghubungi orang-orang terdekatnya juga merupakan sebuah sikap dari kebiasaan atau hubungan Nadzira dengan orang-orang tersebut terjalin baik. Sehingga, di dalam novel digambarkan betapa khawatir atau cemasnya sebagai tokoh Nadzira pada saat kejadian tersebut berlangsung. Di dalam novel juga di kehidupan nyata juga dijelaskan bahwa pasangan ini suka bersilaturahmi kepada teman juga guru-guru dan orang yang pandai beragama, sehingga kutipan yang berada di novel ini memiliki keterkaitan jika Nadzira memang dekat dengan orang-orang tersebut.

Kutipan 3

Barisan mobil beriringan mengantar kepulangan bang Amer. Ratusan bahkan ribuan orang menyolatkan bang Amer. Hari ini hari pemakamannya. Aku hanya bisa duduk terdiam di depan pusaran makam aku menatap kosong pada batu nisannya. Sampai saat ini aku masih tak percaya, masih mengira ini mimpi namun mengapa begitu sangat menyakitkan. (Halaman 228)

Dalam kutipan ketiga adalah hari bang Amer yang telah meninggal akan dikebumikan. Gambaran Nadzira pada kutipan ini sangat bisa dirasakan, pengarang menjelaskan ketabahan Nadzira yang ditinggalkan oleh sang suami yang ia cintai. Dalam kutipan tersebut digambarkan secara jelas Nadzira masih tidak menyangka dengan peristiwa yang menimpanya. Meskipun kesedihan nampak pada kutipan tersebut, terselio sebuah keikhlaskan dan ketabahan yang ada di dalam novel.

Ketiga kutipan tersebut merupakan salah satu ekspresi sabar, khawatir, dan tabah Nadzira atau Zira ketika mendapati sebuah musibah besar yang ada di hidupnya.

 

Analisis tokoh Amer atau Bang Amer

Kutipan 1

Aku makin semangat karena ada dia di sampingku. Dia suamiku yang sibuk memegangi sepatuku, karena dia tahu kalau aku sudah tidak nyaman menggunakannya. (Halaman 15)

Kutipan pertama merupakan sebuah kutipan ketika Amer dan Nadzira menikah pada sesi foto. Bukti perhatian Amer dibuktikan secara jelas kepada Nadzira dengan cara membawakan sepatu milik istrinya ketika Nadzira sudah tidak nyaman menggunakannya. Kepekaan Amer dalam kutipan tersebut merupakan wujud dari kepedulian serta rasa sayang terhadap istrinya. Pendekatan ekspresif sangat sesuai jika digunakan untuk mengkaji novel ini. Pesan-pesan melalui ekspresi dari tokoh Amer sangat jelas tergambar.

Kutipan 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun