Mohon tunggu...
Baitun Nadhiroh
Baitun Nadhiroh Mohon Tunggu... Lainnya - Profilku

tetaplah jadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Opini Publik terhadap Kehadiran Kecerdasan Buatan di Dunia Industri

24 Desember 2020   18:53 Diperbarui: 24 Desember 2020   19:46 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Grafik Sentimen (dokpri)

Perkembangan teknologi komputer terus melaju begitu pesat, baik dari segi perangkat lunak maupun perangkat kerasnya saling berlomba untuk saling mengisi. Dalam perkembangannya, komputer difungsikan sebgai alat pengolah data dan penghasil informasi bahkan turut berperan dalam hal pengambilan keputusan.

Para ahli komputer terus berlomba menciptakan inovasi dibidangnya dengan harapan kecanggihan penemuannya memiliki kemampuan seperti manusia. Hal ini tentunya bukanlah angan semata sebab di era sekaran komputer cerdas atau yang lebih dikenal dengan kecerdasan buatan dalam istilah lain disebut Artificial Intelligence telah banyak kita jumpai di berbagai bidang tak terkecuali bidang industri.

Berdasarkan jurnal karangan (Nasri, 2014) dapat di simpulkan kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu computer yang mempelajari bagaimana suah mesin dapat melakukan pekerjaan layaknya manusia. Perkembangan AI yang begitu pesat menyebabkan perluasan ruang lingkup yang membutuhkan kehadirannya.

Kecerdasan buatan tidak hanya untuk bidang keilmuan computer saja namun kini mulai berkembang ke bidang keilmuan yang lainnya. Teknologi kecerdasan buatan mampu memberikan solusi yang terkadang sulit dipercaya namun hanya bersifat semu karena hanya memberikan kemajuan evolusioner dan bukan kemajuan evolusioner dikutip dari jurnal karangan (Kusumawati, 2018).

Industri 4.0 berkaitan dengan inovasi kreatif dengan kombinasi inovasi melalui aplikasi mobile, cloud computing, dan big data yang berkolaborasi menciptakan konsep baru untuk proses industri dan mulai menggeser model pasar ke era persaingan dan diferensiasi produk.

Industri 4.0 mewakili pergeseran menuju ekonomi digital sebagai konsep yang terpusat dan saling terintegrasi. Hal ini tentunya mempengaruhi alur proses bisnis serta sebagai langkah awal menuju era baru digitalisasi.

Dan teknologi kecerdasan buatan merupakan suatu teknologi yang mempesona dan luar biasa ini menimbulkan banyak sekali pro dan kontra karena ada yang menganggap kehadiran teknologi cerdas ini dapat meringankan pekerjaan sehari-hari atau bahkan merenggut profesi sebagian orang oleh karena itu menarik untuk dikaji dan dipelajari.

Peran manusia di dunia pekerjaan digadang-gadang akan tergantikan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Saat ini banyak sekali perusahaan yang telah memikirkan tentang jenis pekerjaan apa yang suatu hari nanti dapat hilang dengan adanya Artificial Intelligence. 

Hampir 38% perusahaan besar telah memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence menurut data survey narrative science tahun 2016. Angka tersebut meningkat hingga 62% pada tahun 2018.

Awalnya Artificial Intelligence hadir untuk mempermudah pekerjaan sehingga pekerjaan lebih efektif dan efisien. Seiring dengan terus berkembangnya kecanggihan serta kemampuannya beberapa perusahaan melihat potensi lain yang dapat digali lebih dalam.

Kemajuan kecerdasan buatan memberikan dampak yang cukup signifikan seperti adanya beberapa sektor pekerjaan yang tergantikan oleh mesin. Berdasarkan kutipan dari video dan artikel di situs Wall Street Journal (WJS) luaran edisi 1 Desember 2017 ini menunjukkan bahwa penggunaan mesin yang bisa menggantikan peran manusia hanya terjadi di dunia industri.

Semua sektor industri memungkinkan penggunaan mesin dari yang sederhana hinggga yang canggih dalam mendukung proses bisnisnya yang mana dapat mengganti pekerjaan yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia.

Perkembangan teknologi informasi tidak berhenti sampai titik itu aja melainkan terus mengembangkan AI ke Machine Learning (ML) serta Deep Learning (DL). Pada intinya, semua aktivitas yang selama ini memanfaatkan tenaga manusia secara manual menggunakan tangan dengan bantuan mesin aktivitas tersebut dipelajari lalu dikembangkan dan direplikasi dengan ML dan DL.

Peralatan – peralatan yang dibuat bisa menggantikan manusia dalam benaman piranti lunak cerdas. Salah satu contoh terkini , urusan parkir mobil kini sudah bisa dijalankan dengan bantuan sebuah speaker pintar.

Para tenaga kerja kini mulai panik akan kehadiran AI, mengapa demikian ? contoh sederhanyanya pabrik biscuit yang dahulu memakai tenaga manusia dalam hal mengemas, kini tentunya memakai tenaga mesin dengan alasan efektifitas waktu.

Dengan demikian mata pencaharian manusia yang selama ini digeluti berkurang sehingga berdampak pada menurunnya sumber penghasilan yang didapat. Tetapi, memang bisa saja manusia beralih ke pekerjaan lainnya namun sayangnya pekerjaan pengganti tersebut belum tentu sepadan dengan pekerjaan sebelumnya.

Yang kini menjadi perbincangan adalah dimana peran manusia pada masa mendatang ? lalu apakah teknologi dan mesin benar-benar akan  menggantikan pekerjaan manusia? sejumlah kehawatiranpun muncul mengenai kehadiran teknologi yang memungkinkan menggantikan peran manusia terlebih dalam urusan profesi pekerjaan.

Berdasarkan data dari DEA ( Drone Emprit Academic Open Data ) mengenai topik ini dengan rentang waktu mulai dari 1 Januari 2019 hingga 18 Desember 2020 menunjukkan bahwa topik ini sedang hangat dibicarakan dengan total mentions sebanyak 808,586 ribu melalui media twitter.

Gambar 1. Grafik Total Mentions (dokpri)
Gambar 1. Grafik Total Mentions (dokpri)

Dari 808,586 ribu mention cenderung respon positif lebih mendominasi sebanyak 362,013 ribu lalu 295,728 ribu mention netral dan 149,136 ribu dengan mention negatif. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menerima akan kehadiran AI karena mau tidak mau harus bersiap menyambut era revolusi industri 4.0 . Namun juga masih banyak orang yang merasa resah akan kehadiran AI yang digadang akan menggantikan peran manusia.

Gambar 2. Grafik Sentimen (dokpri)
Gambar 2. Grafik Sentimen (dokpri)

Melalui tweet TosinOlugbenga yang di retweet sebanyak 3.003 dan likes sebanyak 5.598 ini secara garis besar menunjukkan komentar positif karena merekomendasikan beberapa fokus pelajaran untuk dimasukkan kedalam kurikulum baru sebagai tindakan preventif dalam menghadapi perubahan zaman yang semakin ketat persaingannya.

Gambar 3. Tweet dengan Retweet Terbanyak (dokpri)
Gambar 3. Tweet dengan Retweet Terbanyak (dokpri)

Bagaimanapun juga komputer serta teknologi kecerdasan buatan akan selalu berjalan beriringan sejalan dengan perkembangan waktu yang semakin maju yang seakan menuntut manusia untuk bekerja secara cepat dan tepat. Kecanggihan komputer tidak perlu diragukan lagi dalam hal penalaran logika serta perhitungan sistematis sehingga tak heran jika komputer menguasai percaturan duniawi.

Memang komputer bisa melakukan apa saja yang dilakukan oleh manusia namun tidakkah kita berfikir apakah komputer dapat merasakan cinta ? mungkinkah komputer dapat berteriak dengan reflek jika terjadi sesuatu yang aneh? Apakah komputer dapat merasakan takut? Semua jawaban dari pertanyaan tersebut tentunya bergantung pada perkembangan teknologi melalui riset yang dilakukan oleh para ahli khususnya bidang kecerdasan buatan.

Dari sinilah yang harus kita sadari bahwa manusia lebih hebat daripada robot ataupun kecerdasan buatan lainnya karena manusia dibekali akal dan fikiran yang begitu istimewah. Otak manusia merupakan bagian terpenting dari tubuh manusia seperti prosessor yang merupakan bagian terpenting dari CPU. Secanggih-canggihnya otak komputer yakinlah tidak akan bisa menyamai kecanggihan otak manusia dan itu sudah tersirat dalam Al-Quran surat Thaahaa:98 dan surat At-Thalaq:12.

Manusia dapat menyelesaikan segala permasalahanya didasarkan dari pengalaman serta pengetahuan yang dimilikinya sedangkan kecerdasan buatan terbatas kemampuannya karena didasarkan dari kode program yang tertanam dan tentunya tidak bisa mengatasi problem solving pada dirinya sendiri.

Sebenarnya kecerdasan buatan itu tidak buruk dan juga baik semuanya tergantung bagaimana cara menggunakannya dan tingkat keperluannya, jika kita bijak dalam penggunaannya tentu tidak ada pihak yang merasa di diskriminasi akan kehadirannya.

Kecerdasan buatan bukanlah segalanya lambat laun suatu produk akan mengalami kegagalan fungsi yang mana membutuhkan kecerdasan dari manusia untuk memperbaikinya oleh karena itu tidak semua lapangan pekerjaan dapat digantikan oleh produk kecerdasan buatan.

Oleh sebab itu manusia harus berusaha lebih dalam menggali segala potensi yang ada dalam diri serta mengembangkannya menjadi suatu yang luar biasa sehingga mampu bersaing dan bersinergi dalam perubahan pola industri.

Dalam menghadapi perubahan era industri 4.0 yang serba digitalisasi semua komponen yang terlibat harus bisa berkolaborasi dengan baik agar tidak menimbulkan diskriminasi terhadap suatu kelompok tertentu.

Tentunya untuk mendorong Indonesia mampu bersaing dengan negara maju yang telah lebih dulu menerapkan indusri 4.0. Dan para tenaga kerja harus meningkatkan kompetensi diri sesuai dengan bidang keahlian tidak berhenti sampai disini para tenaga kerja juga harus lebih kreatif serta inovatif dalam mencari solusi dari permasalahan yang ada.

Jangan terfokus akan kehadiran kecerdasan buatan tetapi bagaimana cara agar dapat bersaing secara kompetitif dan tidak terdiskriminasi oleh perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, R. (2018). Kecerdasan Buatan Manusia (Artificial Intelligence); Teknologi Impian Masa Depan. ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam, 9(2), 257. https://doi.org/10.18860/ua.v9i2.6218

Nasri. (2014). Kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence ). Artificial Intelligence, 1(2), 1–10.

dewaweb.com

kumparan.com

wsj.com

academic.droneemprit.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun