Kesukaannya dalam menghapal itulah membuat Auliana nyaman belajar Biologi karena tak ada hitungan maupun menurunkan rumus. Ia akan tertawa lepas manakala mampu menghapal organ manusia, nama-nama latin dari tumbuhan, maupun praktikum Biologi yang menyenangkan.Â
Kebebasan yang selama ini belum pernah Auliana dapatkan di jenjang pendidikan sebelumnya. Ia juga dibebaskan untuk tidak mengambil pelajaran hitungan kecuali Matematika berdasarkan keinginan dan harapannya di masa mendatang. Pemantapan pelajaran Biologi ini, sering menghapal pula akan mengantarkannya ke cita-cita yaitu calon apoteker di tanah kelahirannya sendiri!Â
Ega Nobryansyah, Calon Bapak Polisi
Gagah dan suara bariton seperti aktor Korea. Itulah sosok Ega Nobryanysah. Mungkin, dari nama depan orang akan mengira ia adalah perempuan. Namun Ega adalah laki-laki tampan, hitam manis, yang bercita-cita menjadi polisi di masa depan.
Ega tersadar bahwa untuk bersaing dengan kawan-kawan yang rangking di kelas adalah hal mustahil. Meski demikian, masuk ke 10 besar saja sudah lebih dari cukup untuk dirinya mendaftarkan diri sebagai calon polisi selulus sekolah nanti. Ia tetap belajar sebagaimana mestinya namun tidak mengejar maupun berniat mengalahkan peringkat kelas.Â
Anak laki-laki yang baik dan sopan ini tentu tahu diri bahwa jadi seseorang itu tak mesti rangking di kelas, atau kuliah setinggi-tingginya. Nilai yang tak pas-pasan membuat Ega yakin bahwa dirinya diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang disukai, terutama pelajaran bahasa maupun pelajaran yang berkenaan dengan fisik untuk pembentukan otot lebih baik.Â
Di kelas, Ega belajar lebih tekun karena kebebasan yang diberikan sekolah tidak menuntutnya belajar pelajaran tertentu. Ega tentu akan lebih pusing jika tiap hari adalah pelajaran berhitung, ia akan senang jika dalam sehari itu ada pelajaran yang keterkaitannya dengan calon polisi nanti. Ega sudah mendapatkan pembelajaran tersebut di sekolah dengan kurikulum terbaru itu. Cita-cita menjadi polisi pun makin di depan mata!Â
Vidya Murni, Calon Pelawak Kami
Peran protagonis sebagai Memei dalam drama satu babak di sekolah kami sangat layak untuk Vidya Murni. Ia adalah calon pelawak yang dari raut wajahnya saja sudah terlihat kelucuan, apalagi saat bersenda gurau dirinya sudah seperti sedang berada di etalase sebuah tayangan televisi.
Bahasa Indonesia tentu saja pelajaran yang paling digemari oleh Vidya Murni. Ia rela berlama-lama di dalam kelas, dengan meninggalkan pelajaran hitungan hanya untuk membaca sajak berjilid-jilid. Ia rela menghabiskan waktu menghapal dialog dengan berderai airmata dibandingkan duduk di kantin namun lupa bayar saat bel masuk berbunyi.Â
Kebebasan belajar yang sangat diinginkan oleh Vidya telah tercapai. Ekspresi yang selama ini murung karena tiap hari belajar Matematika, Fisika, atau latihan voli kalau guru olahraga memaksa main. Ia rela berdrama di tengah lapangan daripada disuruh pukul bola voli.Â