Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kata Mereka Tentang Kurikulum Merdeka

31 Maret 2023   12:04 Diperbarui: 31 Maret 2023   12:17 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah mereka!

Mereka penuh harap dan cita-cita ketika masuk ke kelas. Tak ayal, kita (sebagai guru) harus menggerakkan segenap tenaga agar mereka nyaman. A sampai Z adalah karakter. 1 sampai 30 lebih siswa di dalam kelas adalah perbedaan.

A leluasa belajar dengan audio. B sering belajar dengan visual. Sedang C adalah pembelajar dengan audio visual. Saya dapat memastikan bahwa antara A, B, dan C harus memiliki pendekatan tersendiri agar suatu materi ajar sampai ke mereka.

Tantangan ini didengar dengan baik oleh Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan di sekolah dan sedang dalam pengembangan mencari tujuan pembelajaran sesuai kaidah belajar di Indonesia. Saya tentu tidak punya teori apapun tentang Kurikulum Merdeka, namun interaksi keseharian saya bersama mereka sebagai objek dari Kurikulum Merdeka patut menjadi sebuah apresiasi.

Tanpa mereka, Kurikulum Merdeka adalah omong kosong!

Mereka itu adalah siswa-siswa dari MAN 2 Aceh Barat, tempat saya mengabdi sebagai pengajar, motivator dan pembimbing agar anak-anak sukses dengan cita-cita mereka. Lalu, apa kata mereka tentang Kurikulum Merdeka ini? Apakah sudah layak untuk pembelajaran mereka selama di bangku sekolah?

Liputan tentang itu saya deskripsikan di sini sebagai pencerahan bahwa Kurikulum Merdeka tak lain sebagai kawan anak didik kita!

Auliana Putri, Calon Ibu Apoteker

Ayu dan dan keibuan. Itulah sosok Auliana Putri di sekolah kami. Ia tak banyak bercakap-cakap namun soal pelajaran Biologi, dirinya nomor satu untuk pemahaman dan menjawab soal-soal. Kata Auliana tentang belajar yang nyaman baginya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Selama ini, ia mengakui bukanlah sosok yang pintar berhitung maupun menurunkan rumus-rumus yang rumit seperti pelajaran Fisika. Ia yang sudah menghapal 2 juzz Alquran lebih leluasa belajar dengan menghapal karena baginya, pembelajaran yang terpenting itu adalah diterima dan diingat dengan baik. Dengan menghapal, pelajaran itu akan mudah ia ingat kembali suatu saat nanti. 

Kesukaannya dalam menghapal itulah membuat Auliana nyaman belajar Biologi karena tak ada hitungan maupun menurunkan rumus. Ia akan tertawa lepas manakala mampu menghapal organ manusia, nama-nama latin dari tumbuhan, maupun praktikum Biologi yang menyenangkan. 

Kebebasan yang selama ini belum pernah Auliana dapatkan di jenjang pendidikan sebelumnya. Ia juga dibebaskan untuk tidak mengambil pelajaran hitungan kecuali Matematika berdasarkan keinginan dan harapannya di masa mendatang. Pemantapan pelajaran Biologi ini, sering menghapal pula akan mengantarkannya ke cita-cita yaitu calon apoteker di tanah kelahirannya sendiri! 

Ega Nobryansyah, Calon Bapak Polisi

Gagah dan suara bariton seperti aktor Korea. Itulah sosok Ega Nobryanysah. Mungkin, dari nama depan orang akan mengira ia adalah perempuan. Namun Ega adalah laki-laki tampan, hitam manis, yang bercita-cita menjadi polisi di masa depan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Ega tersadar bahwa untuk bersaing dengan kawan-kawan yang rangking di kelas adalah hal mustahil. Meski demikian, masuk ke 10 besar saja sudah lebih dari cukup untuk dirinya mendaftarkan diri sebagai calon polisi selulus sekolah nanti. Ia tetap belajar sebagaimana mestinya namun tidak mengejar maupun berniat mengalahkan peringkat kelas. 

Anak laki-laki yang baik dan sopan ini tentu tahu diri bahwa jadi seseorang itu tak mesti rangking di kelas, atau kuliah setinggi-tingginya. Nilai yang tak pas-pasan membuat Ega yakin bahwa dirinya diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang disukai, terutama pelajaran bahasa maupun pelajaran yang berkenaan dengan fisik untuk pembentukan otot lebih baik. 

Di kelas, Ega belajar lebih tekun karena kebebasan yang diberikan sekolah tidak menuntutnya belajar pelajaran tertentu. Ega tentu akan lebih pusing jika tiap hari adalah pelajaran berhitung, ia akan senang jika dalam sehari itu ada pelajaran yang keterkaitannya dengan calon polisi nanti. Ega sudah mendapatkan pembelajaran tersebut di sekolah dengan kurikulum terbaru itu. Cita-cita menjadi polisi pun makin di depan mata! 

Vidya Murni, Calon Pelawak Kami

Peran protagonis sebagai Memei dalam drama satu babak di sekolah kami sangat layak untuk Vidya Murni. Ia adalah calon pelawak yang dari raut wajahnya saja sudah terlihat kelucuan, apalagi saat bersenda gurau dirinya sudah seperti sedang berada di etalase sebuah tayangan televisi.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Bahasa Indonesia tentu saja pelajaran yang paling digemari oleh Vidya Murni. Ia rela berlama-lama di dalam kelas, dengan meninggalkan pelajaran hitungan hanya untuk membaca sajak berjilid-jilid. Ia rela menghabiskan waktu menghapal dialog dengan berderai airmata dibandingkan duduk di kantin namun lupa bayar saat bel masuk berbunyi. 

Kebebasan belajar yang sangat diinginkan oleh Vidya telah tercapai. Ekspresi yang selama ini murung karena tiap hari belajar Matematika, Fisika, atau latihan voli kalau guru olahraga memaksa main. Ia rela berdrama di tengah lapangan daripada disuruh pukul bola voli. 

Lelah hayati. Lemah gemulai tangannya. Raut wajah mengambek yang dibuat-dibuat akan menjadi lelucon tersendiri. Maka ketika ada event serupa keinginan Vidya, dirinya selalu terdepan untuk mendapatkan peran. Baginya, masa sekolah adalah belajar sebebas-bebasnya dan sekarang masa itu telah tiba! 

Muhammad Baraki Mubarak, Calon Ahli Matematika

Orang ahli Matematika biasanya memang terlihat serius dan pendiam. Itulah sosok Muhammad Baraki Mubarak. Dalam keseharian, Baraki tidak banyak berinteraksi dengan kawan lain. Entah karena sedang merumuskan suatu persamaan X dan Y atau memang demikian tabiatnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Baraki sadar di sekolah kami jarang sekali siswa (laki-laki) yang menjadikan Matematika sebagai pelajaran paling digemari. Bahkan, siswa rangking 1 saja di kelasnya menjadikan Metamatika sebagai pelajaran nomor 3 setelah Biologi dan Bahasa Inggris. Ia sering bingung, anak rangking dan anak perempuan lebih gemar dengan Biologi daripada Metamatika. 

Padahal, di mata Baraki, Matematika itu lebih menyenangkan dibanding membaca teks Bahasa Inggris yang panjang seperti rel kereta api atau menghapal nama ilmiah hewan jelata. Ia lebih memilih melahap soal-soal deret, aljabar, maupun trigonometri dalam jumlah banyak kalau diminta kedua hal tadi. 

Syukurlah sekarang ini tidak ada pemaksaan untuk dirinya belajar Bahasa Inggris lebih giat. Lidahnya yang sering keseleo merasa lebih santai ketika pembelajaran sekarang memberikan kebebasan memilih. Fase yang mudah baginya tentu berada pada lingkaran apa yang ia sanggup jalani dan bisa membawanya ke cita-cita di masa depan! 

Syahril Munar, Calon Pesepakbola Kebanggaan

Syahril Munar adalah calon atlet sekolah kami. Saya bisa sebut, hampir semua mata pelajaran, terlebih pelajaran berhitung, adalah pelajaran yang dibawa tidur olehnya di dalam kelas. Namun, begitu pelajaran olahraga, Syahril terdepan dengan setelan olahraga sekolah.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Syahril Munar. Ia sadar betul untuk melawan anak-anak perempuan di kelasnya adalah mustahil. Namun anak-anak perempuan peringkat kelas itu tentu tak bisa menendang bola di lapangan. Itulah kebebasan bagi dirinya. 

Nama sekolah menjadi harum bukan saja karena juara olimpiade mata pelajaran semata. Bola kaki juga dapat mengharumkan nama sekolah ke tingkat lebih tinggi. Tak salah ketika ada pertandingin 17 Agustus, event di kabupaten, dirinya yang nomor satu dipanggil nama.

Syahril seperti terbang bebas. Pelajaran hidup dari olahraga akan dijadikan amalan untuk menjadi sukses di masa mendatang. Tentu, ia tak pernah melupakan jati diri sebagai siswa yang wajib belajar pelajaran lain untuk mencukupi nilai raport di akhir semester. 

Faiz Aksar, Calon Insinyur Muda Berbakat

Seorang berbakat yang bercita-cita menjadi insinyur adalah Faiz Aksar. Kadangkala kita memang akan menemukan satu atau dua orang anak yang tidak memilih mata pelajaran tertentu sebagai kebebasan dalam belajarnya. Faiz bisa saya sebut sebagai siswa yang serba bisa. Dikasih soal Fisika ia kerjakan dengan senang hati. Disuruh pidato dalam Bahasa Inggris pun ia sanggupi.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Mungkin, dalam pikiran Faiz Aksar, ia harus serba bisa jika ingin sukses di masa mendatang. Di balik semua itu memang ada kebebasan di dalam dirinya untuk belajar Fisika lebih giat daripada siswa lain karena tujuan utama untuk masuk ke Fakultas Teknik. 

Di saat semua orang memegang satu pelajaran utama, Faiz mulai menaikkan standar bahwa dengan menguasai beberapa pelajaran akan menjadikannya sosok yang dikagumi guru. Ia berhasil membuat capaian tersebut. Ia bebas membaca teks Bahasa Inggris berkali-kali, ia juga tak masalah jika harus masuk ke kelas menjahit, ia juga senang hati jika belajar komputer, di matanya suatu saat semua itu akan dibutuh! 

Faiz tidak memilih mata pelajaran di satu sisi karena memang mampu. Siswa lain yang sering merengek karena tidak sukai Matematika, ia ubah tabiat pada pelajaran tak disukai menjadi menyenangkan. Ia tak segan meminta guru untuk mengubah metode pembelajaran, melakukan pendekatan khusus, mengatur strategi mengajar yang baik, belajar di luar ruangan maupun pembelajaran inovatif lain yang membuat dirinya dan kawan-kawan lain senang belajar suatu pelajaran. 

Anak laki-laki ini paham betul bahwa merdeka dalam belajar itu untuk perubahan di masa mendatang. Secuil ilmu Biologi bisa tahu yang mana telur katak. Secuil ilmu Fisika bisa paham jika ditanya di mata letak ampere meter. Secuil ilmu bahasa niscaya tak akan tersesat ke mana langkah dituju! 

Itulah asa dan cita. Anak-anak berbicara soal mereka, tentang mereka, dan harapan dalam cita-cita. Mereka tentu tidak mau dikekang suatu angka, karena sebuah tawa saja bahkan bisa membuat bahagia dari segi moril dan materil.

Saya, dan siswa-siswa kami adalah harapan pembelajaran yang bebas untuk meraih cita-cita. Kurikulum Merdeka yang memberikan 'kebebasan' pada perkembangan siswa menjadi cikal-bakal kesuksesan siswa saya di masa mendatang!

Sebagai informasi, Kurikulum Merdeka memiliki aplikasi bernama Merdeka Belajar. Di mana terdapat materi ajar yang bisa diajarkan kembali kepada anak-anak di kelas atau meminta anak-anak untuk mengunduh aplikasi lalu belajar melalui video melalui gawai. Pembelajaran yang efektif ini bisa menjadi semangat siswa di dalam kelas selain metode ajar dan pendekatan dari seorang guru.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun