Bayangkan, tiap sore Anda berhadapan dengan seorang balita. Rewel sekali nggak. Banyak tingkah juga nggak terlalu. Cenderung biasa-biasa saja. Malah wajar di masa pertumbuhannya demikian.
Yang tidak bisa dianggap sepele adalah keingintahuannya yang membuat kita tidak bisa beranjak ke mana-mana. Apa yang diminta wajib terpenuhi waktu itu juga. Jika tidak, dirinya akan meraung-raung sepanjang waktu; bahkan sampai waktu berbuka pun tak mau berhenti.
Ngabuburit seperti apa yang Anda inginkan saat itu? Adakah ngabuburit kreatif yang terlintas di benak Anda? Tentu saja tidak. Balita yang meraung-raung. Berlari ke sana-sini. Teriak-teriak sekuat tenaga. Ini nggak pas. Itu apalagi. Diajak jalan nggak mau. Padahal minta 'ngabuburit' sejak siang tadi. Susu nggak mau diminum. Mintanya air putih. Nasi nggak mau dimakan sedangkan dirinya minta.
Puasa orang tua bisa saja batal, bukan? Angan-angan ingin jalan ke mana-mana, lalu beli kue-kue enak, air kelapa muda maupun air tebu, sudah sirnalah sudah. Ngabuburit yang terlintas adalah mendiamkan balita yang sedang menangis tanpa sebab itu.
Main Bersama Balita Juga Ngabuburit
Tak ada anugerah terindah bagi orang tua saat anaknya masih bayi atau balita, selain bermain bersamanya. Balita yang sudah banyak tahu, akan minta terus apa yang pernah dikasih kepadanya. Waktu yang dilalui terasa sangat cepat sekali.
Pada suatu waktu, balita minta minum susu, tetapi begitu dibuat langsung tak jadi. Kesempatan lain, balita minta main kuda-kudaan, sedangkan kita lelah karena sedang berpuasa. Balita tak mau tahu, asalkan senang saja bagi mereka penderitaan orang dewasa sama sekali tidak ada.
Main bersama balita tak lain ide paling kreatif untuk ngabuburit selama masa di rumah saja. Lepaskan pekerjaan yang banyak; meeting dengan rekan kerja atau teman, buat laporan, maupun urusan internet lain yang nggak boleh ditinggal.
Balita sesungguhnya sangat butuh perhatian. Main bersama mereka, sesuai hukum yang berlaku bagi balita, akan mengubah masa ngabuburit menjadi ajang uji kesabaran. Balita yang mudah berubah keputusan akan kembali ke mau nggak mau pada suatu keinginan. Semenit mau itu, semenit kemudian sudah 'ogah' karena kurang menyenangkan.
Ngabuburit tak selamanya untuk kepentingan kita sebagai orang dewasa. Ide ngabuburit asyik dengan video call bersama rekan-rekan, memang cerdik. Tetapi lihat kembali balita yang butuh perhatian, keluar masuk kamar kita untuk minta bermain bersamanya.
Ngabuburit dengan membuat video keren, adalah ide yang sangat kreatif. Tetapi, ide itu bisa direalisasikan lepas sahur atau waktu balita sedang terlelap. Di sore hari, balita tak lagi tertidur karena bukan masanya. Bermain adalah waktu terbaik kala sore hari dengan segala kondisi; panas, hujan, badai, tak jadi persoalan.
Cara Kita Ngabuburit Bersama Anak
Balita berbeda dengan anak yang sudah sekolah SD - setidaknya. Anak yang sudah sekolah akan ngabuburit dengan caranya sendiri. Balita mesti mendapat perhatian lebih karena mereka belum tahu mana yang baik untuk mereka sendiri.
Ngabuburit bersama balita tersayang di rumah saja tak lain cara kita bermain bersama anak. Kesempatan ini bisa digunakan dalam waktu lama - sebulan ini - agar bisa memahami anak kita sendiri. Tak akan ada kesempatan yang mudah terulang kembali dalam kondisi sibuk.
Keinginan balita yang selama ini terabaikan oleh kita - khususnya kaum pria - bisa dinikmati dengan sendirinya. Misalnya, mengganti popok, membuat susu, memandikan, mengganti pakaian bersih, pakai minyak rambut, pakai bedak, sampai minyak telon.
Kebersamaan ini akan cepat sekali berlalu. Tak terasa, sebentar saja sudah menuju berbuka. Karena proses mengajak balita ke kamar mandi butuh waktu lebih lima belas menit, bahkan sampai setengah jam. Sesampaikan di kamar mandi, mandinya bisa lebih lama dari itu. Saat pakai pakaian, pas nggak pas. Celana tidak mau warna cokelat. Baju tidak mau warna putih. Sepatu tidak mau tetapi sandal. Minyak rambut maunya pakai sendiri, mau semprot minyak wangi dengan banyak.
Siap berpakaian dan rapi, tahu-tahu sudah beduk. Inilah cara bermain dengan balita. Mereka diajak berbuka puasa, makan bersama, lalu salat bersama. Lepas dari itu, main sebentar lagi, kita tarawih - ke masjid jika ada, atau di rumah saja. Balita yang telah dengan tabiatnya, akan mulai terlelap pada pukul 9 malam.
Besok hari, kembali main seperti semula saat menjelang senja. Begitu seterusnya sampai bulan puasa habis, dan lebaran tiba. Tak ada ngabuburit kita hari ini. Yang ada 'cuma' bersenang-senang bersama balita saja!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI