Memang, kue-kue khas Aceh ini merupakan kue kering tetapi bukan berarti masih enak dimakan jika disimpan sebulan. Kue-kue yang dibuat bisa bebrapa jenis agar idang satu meter lebih itu bisa penuh.
Apakah keluarga pria akan menyimpan semua kue itu? Tentu saja tidak. Kue-kue itu nantinya akan dibagi-bagikan kembali kepada sanak-famili dari pihak pengantin pria. Tidak hanya itu, saat mengembalikan idang pihak pengantin pria diwajibkan kembali mengisi dengan semampunya. Namun, belakangan isi idang kembalian itu berupa emas satu atau dua mayam (1 mayam kisaran 3,33 gram), bisa juga diisi gula beberapa kilo atau kain tempahan.
Rantang wajib untuk mertua
Rantang untuk mertua adalah wajib lain selama bulan puasa di Aceh. Nah, dalam kurun waktu berpuasa ini ada sehari di mana semua orang di Aceh terutama yang sudah menikah akan menenteng rantang ke rumah mertua. Hal ini tidak ada beda antara mertua dari pihak suami dan istri, di mana sama-sama melakukan buka puasa di sana.
Memang, lumrah terjadi buka puasa bersama di mana-mana namun di Aceh ini adalah ciri khas yang benar-benar beda. Tak ada istilah buka puasa bersama keluarga besar di kafe atau restoran ternama. Yang ada hanyalah menenteng rantang meskipun isinya sealakadarnya saja. Tradisi ini telah turun-temurun dan menjadi sebuah penghargaan kepada mertua saat menantu dan anaknya tiba dengan rantang di tangan.
Boh rom-rom, menu istimewa malam ke-27 Ramadhan
Boh rom-rom terbuat dari tepung yang diisi gula aren. Lalu direbus dan kemudian ditiriskan sebelum diaduk dengan kelapa parut. Rasanya tentu saja manis dan lezat sekali. Boh rom-rom sangat terkenal di Aceh dan menjadi ciri khas kuliner lain selama Ramadhan.
Dari Aceh, inilah salam Ramadhan tiap tahun!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H