Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tangisan Bara

13 Juli 2016   15:44 Diperbarui: 13 Juli 2016   15:53 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alasan menyusu tak akurat sebagai sebab Bara menangis. Bara juga menangis saat malam hari, padahal ibunya ada di dekatnya.

Mungkin karena masih bayi. Lagi-lagi aku mencari alasan Bara menangis. Padahal ini tidak penting. Aku masih saja memikirkan nasib sedih Bara. Di umur yang masih singkat, tentu dia tidak mau ditinggal lama-lama ibunya. Bersama lelaki beruban dan istrinya membuat Bara hilang kasih sayang sebenarnya.

Atau, mungkin karena ibunya menikah terlalu muda?

Alasan yang tidak bisa dipungkiri kebenarannya. Ibu dan ayahnya sama-sama muda. Ibunya duapuluh tahun, ayahnya duapuluh dua tahun. Alasan yang lagi-lagi kubuat-buat.

Aku beranggapan Bara tidak mendapat kasih sayang ibunya. Ibunya masih belum siap menerima kehadiran Bara di umur yang masih muda. Kulihat dari gelagat ibunya saban waktu. Ibunya kadang tak mengubris tangisan Bara. Dibiarkan saja sama orang tuanya yang renta.

***

Bara menangis lagi!

Aku terbangun dari tidur yang sama sekali tidak nyenyak. Malam ini sudah dua kali Bara menangis kencang. Suaranya seperti sudah berada di atas kepalaku. Dekat sekali rasanya suara tangis Bara. Aku menarik selimut. Panas. Membuang selimut. Dingin. Serba salah.

Tangis Bara makin kencang!

Seandainya dia orang dewasa, seandainya dia laki-laki tua itu, yang meratapi nasibnya, sudah kudatangi dan kusumpal mulutnya dengan kapas bantal tidurku!

Dia Bara! Tangisnya melengking, meraung-raung. Seperti malam-malam lain, dia dipangku neneknya. Ibunya malah tidur bersama ayahnya! Orang tua macam apa itu? Menikah muda anak sama orang tua!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun