Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Profesor Haji

23 September 2015   20:45 Diperbarui: 23 September 2015   20:45 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kapan abang melunasi biaya haji?” tanya istri Rasman malam itu.

“Nantilah. Kau tak tahu aku sedang fokus pada penelitian profesor?”

Profesor itu milik dunia, sedangkan haji tidak demikian…,”

“Banyak kali cakap kau. Kau cuma lulus sarjana, aku sebentar lagi akan dapat profesor. Seharusnya kau bangga punya suami hebat macam aku ini!”

Haji itu lebih wajib…,”

“Aku lebih paham soal itu. Kau pun cuma pelajari dan mengajar ilmu hitung. Aku ini mempelajari dan mengajari ilmu agama sejak jadi guru sampai dosen. Apa yang aku tak bisa? Aku bisa bercakap-cakap dalam bahasa Arab, aku bisa mengartikan al-Quran dengan benar, aku memahami isi kandungan al-Quran dan hadits, aku tahu betul ajaran agama karena telah kumakan sampai habis semua itu!” Rasman berkacak pinggang. “Soal haji itu, aku sudah hapal di luar kepala tata cara pelaksanaannya,”

“Abang kan belum menunaikannya,”

“Panggilan haji itu telah ada, aku saja belum sempat mengerjakannya. Sampai di tanah suci, aku sudah tahu ibadah apa saja dan tempat pelaksanaannya. Kau tak perlu ragu!”

“Apakah abang akan membawa kami serta jika menunaikan haji?”

“Oh tidak! Kau lunasi sendiri biaya haji itu. Kau sudah tahu biaya kuliah sampai mendapat profesor sering tak cukup. Aku wajib melakukan penelitian dan membuat karya ilmiah dengan bagus supaya cepat mendapat profesor,”

“Kami belum mampu melunasinya,” istri Rasman menggigit bibir. Pikirannya menari-nari akan biaya pendidikan anak mereka dan kebutuhan rumah tangga yang diabaikan Rasman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun