Faktor utama kekurangan gizi menurut pemaparan Rachmat Sentika, antara lain adalah kesehatan, pangan, pendidikan, air bersih, dan kurangnya sosialisasi keluarga berencana. Gizi buruk terjadi karena masyarakat masih bertahan dalam garis kemiskinan. Tahun 2013, Bank Dunia mengkalkulasikan jumlah anak yang berada di bawah garis kemiskinan mencapai angka 400 juta jiwa. Kemiskinan dengan gizi buruk ialah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Kemiskinan mengakibatkan masyarakatnya kurang peka terhadap pengetahuan baru, kemudian mudah melahirkan anak karena kehamilan tidak direncanakan. Â
Sebuah keluarga itu mempunyai rencana yang matang. Perencanaan yang dilakukan mencakup segala aspek. Perencanaan yang matang mengantarkan keluarga ke dalam kebahagiaan, walaupun tidak ada jaminan tetapi bahagia itu diciptakan bukan diangan-angankan. Kehamilan yang direncanakan akan berimbas kepada pendidikan dan kesehatan anak. Asupan gizi anak pun bisa dijaga jika selang waktu hamil dan melahirkan berjarak minimal dua tahun. Dikutip dari laman Tabloid Nakita, riset yang dilakukan oleh Buckles, menegaskan bahwa jarak kelahiran kurang dari dua tahun, perhatian dan pengasuhan orang tua terhadap anak tertua akan berkurang. (www.tabloid-nakita.com).
Memang, sebagai orang tua kasih sayang langsung terbagi pada anak yang baru lahir. Biasanya mengatur pola makan si kakak, setelah adiknya lahir rutinitas ini akan sedikit demi sedikit berkurang. Kasih sayang pun demikian, jika semula menimang-nimang si kakak tiap saat, begitu si adik lahir perhatian ini perlahan-lahan terkurangi dengan sendirianya.
Banyak persoalan muncul sehingga sebuah keluarga dianjurkan untuk mengikuti program keluarga berencana. Orang tua tidak hanya memperhatikan tumbuh-kembang seorang anak secara fisik namun juga batin. Fisik anak bisa saja dilihat perkembangannya secara detail. Batin anak belum tentu bisa dipahami dengan mudah. Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak membeda-bedakan antara si sulung dengan si bungsu. Orang tua bersikap tegas pada perilaku semua anak. Orang tua menenangkan dan mendukung maupun memotivasi anak dalam setiap kegiatan mereka. Orang tua harus bijaksana menetralisir kesalahan anak dengan menghindari pukulan dan makian yang berakibat lebih buruk pada perkembangan mereka setelah hari itu. Pelajaran lain adalah dengan memisahkan tempat tidur anak (kamar) dengan orang tua supaya anak terbiasa hidup mandiri sejak dini.
Lahirnya Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah sebagai bentuk ketegasan dalam membina keluarga. Undang-undang ini menegaskan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Pembinaan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak akan memudahkan terlaksanakan kerisauan di paragraf sebelumnya. Orang tua lebih gampang mengontrol dua orang anak dari segi materi maupun psikologi. Orang tua yang pas-pasan dalam hal ekonomi bisa dengan mudah membangun kamar kecil untuk dua anak mereka. Hal ini tidak mudah ketika sebuah keluarga dihuni banyak anak.
Dalam membina keluarga orang tua memiliki peranan yang sangat penting. Baik atau tidak baik anak ke depan sangat bergantung pada pendidikan dalam keluarga. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang diajarkan secara merata bagi semua anak. Pendidikan dasar terpenting adalah keluarga karena semua permasalahan yang terjadi di luar rumah akan kembali ke dalam rumah. Terkadang orang tua lupa fungsinya sebagai orang tua yang matang dalam berpikir dan berperilaku sebagai orang tua sehingga anak-anaknya terbengkalai. Pemahaman akan konsep sebagai orang tua sangat diperlukan sebelum memulai sebuah rumah tangga, rumah tangga bukan hanya untuk menambah keturunan semata (banyak anak). Orang tua harus siap mengajari saat anak perempuan mulai menstruasi atau anak laki-laki mimpi basah. Jika diabaikan orang tua akan mendapatkan ganjaran dari segi agama karena kedua perilaku ini dikenakan mandi wajib dalam Islam, di aman doanya musti diajari oleh orang tua apabila anak malu bertanya kepada orang lain. Peran ibu sangat penting mengantarkan anak perempuan bisa menanak nasi atau memanaskan air. Peran ayah mengarahkan anak laki-laki untuk bertanggungjawab terhadap tindakan yang dikerjakan maupun sikap tegas menjaga keluarga. Orang tua juga mempengaruhi perkembangan anak dalam menilai media yang semakin menjamur. Khusus media elektronik, pengajaran dan bimbingan dari orang tua sangat diperlukan sebelum anak-anak meniru dan bertingkah seperti yang ditayangkan dalam televisi. Tabiat orang tua di dalam rumah juga berpengaruh sangat besar terhadap pembentukan karakter anak sejak dini. Orang tua yang suka marah-marah, anak-anak pun akan mengikuti di kemudian hari. Kedua orang tua sering silang pendapat bahkan sampai bertengkar hebat, kondisi psikis anak tidak ada jaminan lebih baik di masa mendatang.
Anak-anak meniru. Semua yang dilihat dari orang tua itulah tindakan yang diambil kemudian hari. Memberi pemahaman akan masalah-masalah yang muncul dalam keluarga lebih mudah diberikan kepada dua anak dibandingkan banyak anak. Dua anak hanya mampu menelaah dua pemikiran saja. Banyak anak, banyak pula kesimpulan yang diambil. Seorang menyimpulkan benar. Seorang berkesimpulan salah. Seorang memahami setengah-setengah. Dan seterusnya sampai masalah yang terjadi tidak terpecahkan dengan benar.
Apakah program keluarga berencana sebagai solusi?