Program pemilahan sampah di SDN 31 Mataram menunjukkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa akan pentingnya pengelolaan sampah. Peningkatan pengetahuan siswa tentang jenis-jenis sampah dan cara pemilahannya sejalan dengan prinsip pendidikan lingkungan yang menyatakan bahwa pengalaman langsung dapat memperkuat pemahaman. Menurut Supriyanto (2022), pendidikan lingkungan yang melibatkan siswa dalam kegiatan praktis tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga membentuk sikap dan perilaku yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa program ini memberikan lebih dari sekadar pengetahuan teoritis; ia membekali siswa dengan keterampilan yang relevan untuk berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Keterlibatan aktif siswa dalam proses pemilahan sampah, yang tercermin dari 90% partisipasi, menunjukkan efektivitas metode pembelajaran yang diterapkan. Keterlibatan ini penting karena secara psikologis dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab siswa terhadap lingkungan. Rina (2023) menyatakan bahwa ketika siswa diikutsertakan dalam kegiatan praktis, mereka tidak hanya belajar, tetapi juga mengalami langsung dampak dari tindakan mereka terhadap lingkungan. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif, program ini berhasil mengubah pemahaman mereka menjadi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dari segi sikap siswa, perubahan positif yang dilaporkan oleh guru menunjukkan bahwa program ini berhasil menciptakan budaya peduli lingkungan di sekolah. Iskandar dan Budi (2022) mengemukakan bahwa lingkungan sekolah yang mendukung pendidikan lingkungan dapat memfasilitasi pembelajaran yang lebih efektif. Ketika siswa merasa didukung oleh lingkungan sekolah dan para guru, mereka lebih termotivasi untuk terlibat dalam aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Hal ini menciptakan suasana belajar yang kondusif, di mana siswa merasa dihargai dan diakui kontribusinya terhadap lingkungan.
Dampak positif dari program ini juga meluas ke lingkungan keluarga, di mana 70% orang tua melaporkan bahwa mereka mulai menerapkan praktik pemilahan sampah di rumah. Ini menunjukkan bahwa pendidikan yang diterima di sekolah dapat memiliki pengaruh yang signifikan di luar dinding kelas. Prasetyo (2023) menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih luas. Ketika siswa membawa nilai-nilai yang dipelajari di sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari di rumah, mereka berperan sebagai agen perubahan yang mempengaruhi perilaku keluarga mereka, sehingga menciptakan efek domino yang positif dalam masyarakat.
Program pemilahan sampah di SDN 31 Mataram telah menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan dapat berfungsi sebagai alat yang efektif untuk membangun kesadaran siswa. Menurut Hartati (2021), pendidikan lingkungan yang terintegrasi dalam kurikulum dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang isu-isu lingkungan serta memotivasi mereka untuk berpartisipasi aktif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa tidak hanya memahami konsep pemilahan sampah, tetapi juga merasa terdorong untuk mengambil tindakan positif di lingkungan sekitar mereka.
Keterlibatan siswa dalam program ini juga meningkatkan keterampilan sosial dan kolaboratif mereka. Menurut Maria (2022), kegiatan kelompok dalam pendidikan lingkungan dapat membangun kerja sama dan komunikasi di antara siswa. Dalam konteks pemilahan sampah, siswa belajar untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas, berbagi tanggung jawab, dan saling mendukung. Keterampilan ini sangat penting, terutama di era globalisasi di mana kolaborasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan lingkungan yang kompleks.
Dampak program ini tidak hanya dirasakan di kalangan siswa, tetapi juga mempengaruhi lingkungan sekolah secara keseluruhan. Menurut Sutrisno (2023), penerapan program pendidikan lingkungan dapat menciptakan budaya sekolah yang lebih peduli terhadap kebersihan dan keberlanjutan. Ketika siswa aktif terlibat dalam pemilahan sampah, mereka berkontribusi pada lingkungan sekolah yang lebih bersih dan sehat. Hal ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan belajar, yang pada gilirannya berdampak positif pada prestasi akademik siswa.
Dalam konteks jangka panjang, program pemilahan sampah ini juga dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku siswa hingga dewasa. Seperti dijelaskan oleh Damaris (2022), pendidikan lingkungan yang diterima selama masa kanak-kanak dapat membentuk sikap dan perilaku yang berkelanjutan di masa depan. Dengan membiasakan siswa untuk memilah sampah sejak dini, mereka diharapkan akan menjadi individu yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan ketika mereka tumbuh dewasa.
Akhirnya, keberhasilan program ini menunjukkan pentingnya dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat. Menurut Farhan (2023), kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan lingkungan. Dengan adanya kerjasama ini, program pemilahan sampah dapat diperluas dan ditingkatkan, sehingga lebih banyak siswa dan keluarga yang terlibat dalam usaha pelestarian lingkungan. Hal ini akan menciptakan kesadaran yang lebih luas dan tindakan kolektif dalam mengatasi masalah sampah di masyarakat.
SIMPULAN (5%)
Program pemilahan sampah di SDN 31 Mataram telah berhasil mencapai tujuan utama dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa mengenai pengelolaan sampah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa mengalami peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan tentang jenis-jenis sampah dan cara pemilahannya setelah mengikuti program. Keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pemilahan menunjukkan bahwa pengalaman praktis efektif dalam membentuk pemahaman dan sikap positif terhadap lingkungan.