Mohon tunggu...
Baiq Dwi Suci Anggraini
Baiq Dwi Suci Anggraini Mohon Tunggu... Membaca, menulis, berbagi dan publikasi. -

Praktisi pendidikan, Penulis dan Editor buku. https://www.inspirasi.co/baiqdwisuci/ https://www.instagram.com/baiq_dwisuci/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Remaja Nakal, Butuh Evaluasi Sistemik

16 Desember 2017   20:07 Diperbarui: 16 Desember 2017   22:18 2055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menilai segala sesuatu berdasarkan uang, siapa yang paling kuat finansialnya dengan gampang mengikuti tren berbusana atau berkelakuan dan berbudaya kebarat-baratan. Rupanya pemerintah tidak dapat membendung gejolak modernisasi pada remaja, akhirnya kalang kabut ketika generasi milenial ini terkapar di atas pesakitannya.

Pemerintah tidak boleh abai terhadap kehidupan remaja yang sedang dijadikan target kerusakan moral. Sering tidak disadari upaya Negara-negara dengan kekuasaan ekonomi terkuat saat ini menyengaja terjadinya perusakan remaja agar buruk citra, identitas, dan masa depan mereka sehingga jauh dari visi perubahan yang kita dambakan bersama.

 Tidak sedikit akhirnya remaja beranggapan suram terhadap keadaan dirinya di masa mendatang, mencari-cari sebab kesalahan atas rusaknya masa depan mereka pada pihak diluar dirinya (teman sebaya dan orangtua). Padahal sejatinya pemikiran juga telah merusak visi mereka tentang masa depan. Sehingga generasi milenial ditantang untuk berperang dengan pemikirannya agar tidak terjebak arus perubahan yang tidak berlandaskan norma dan nilai agama, misalnya.

Kenyataannya emaja tanpa misi perubahan hidupnya senantiasa ter-instal oleh pemikiran dan gaya hidup yang jauh dari solusi perubahan. Berikutnya remaja hanya akan menjadi generasi pembebek yang suka mencatut teladan perilaku dari budaya Barat yang diidolakan, padahal nyata-nyata sang idola tidak sanggup menyumbang manfaat apa-apa bagi yang mengidolakannya. 

Namun remaja sekarang sengaja memilih tenggelam bersama gaya hidup kebarat-baratan yang selalu diagungkan, padahal justru penguasa negeri barat tidak banyak memberi sumbangsih perubahan moral kepada mereka melalui virus berkedok modernisasi. Tepatnya, remaja sebagai generasi milenial baiknya punya semangat militansi untuk lebih peduli pada keadaan sekitar. 

Andaikata remaja tumbuh dalam lingkungan yang termanajemen oleh peraturan dan tata tertib, maka mereka akan mengembangkan kepribadian positif dan mengoptimalkan potensi diri demi kemaslahatan sekitar.

Dalam pandangan penulis, hubungan remaja dengan teman sebaya merupakan salah satu elemen terpenting yang memiliki pengaruh terpenting dalam perkembangan dirinya. Teman sebaya biasanya banyak memberikan kontribusi bagi kehidupan remaja, baik untuk masa sekarang atau masa mendatang. Dalam hal ini, remaja mestinya selektif dalam memilih teman bermain dan belajar. 

Tidak hanya sebagai teman membangun cita-cita, teman sebaya diyakini mampu membawa arus perubahan karakter kepribadian seseorang. Karenanya, individu remaja perlu memahami dengan siapa mereka berinteraksi.

Lingkungan lain diluar remaja memegang andil yang cukup besar. Orangtua khususnya, keduanya bertanggungjawab mendidik anak remaja mereka dengan pemahaman dan nilai-nilai kebaikan. 

Nilai moral yang disentuhkan kepada remaja akan mengontrol mereka dalam bergaul dengan teman sebaya ataupun saat berorganisasi. Sedangkan orangtua yang membekali anak dengan ilmu akhlak dan adab yang luhur beresiko rendah menghasilkan remaja menyimpang. 

Dengan kata lain, remaja perlu dukungan penuh orangtua dalam membimbing dan mengontrol setiap tindak tanduknya. Kedua orangtua adalah guru terbaik yang nantinya melahirkan murid-murid beradab dan berakhlak mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun