Saat kecil
Dusmin suka sekali membaca undangan yang diterima bapaknya Pak Slamet. Tertulis di sampul undangan.....
Kpd YTH Bapak Slamet Mangundipuro Notoboto Cacahe Sedoso Ambruk Sedhoyo
Dusmin Cuma membatin ......
“Wajar saja.... Bapakku orang terpandang di kampung Kenthir. Makanya dipanggil YTH alias Yang TerHormat”
............................................
Saat remaja ......
Dusmin agak heran, gak Cuma bapaknya yang dipanggil YTH via undangan tersebut. Bahkan, Kardiman yang terkenal sebagai Preman Pasar itu pun dipanggil dengan Yang Terhormat......lalu dia membatin
“Apakah bapakku statusnya melorot? Ataukah gelar YTH sudah tak bermakna?
Hingga bapakku selevel Preman Pasar???”
............................
Saat ini....tepatnya kemaren
Dusmin akhirnya kembali terkesiap.......
Saat menyaksikan sidang MKD lewat TV ........
Sang terdakwa eh pelapor memanggil anggota MKD dengan YANG MULIA
Namun, Dusmin yang cerdas segera menyimpulkan....
“kalo YTH saja setara dengan Preman Pasar
Maka sebutan YANG MULIA setara dengan
GARONG......MALING dan PENGKHIANAT bangsa ini!!!!”
..........................................
Poentjakgoenoeng, 3-12-15
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H