3.
Orang Tua dan masyarakat
Mendidik anak bukan Cuma tugas guru. Ingat, anak berada di sekolah paling lama 6 jam. Setelah itu dia kembali ke masyarakat. Kepedulian orang tua sangat dibutuhkan. Di tulisan terdahulu saya pernah menyampaikan
“ada orang tua kaget saat menerima surat dari sekolah tentang undangan sosialisasi Ujian Nasional...lalu si orang tua berkomentar:
Loh...anak saya sudah kelas 9 toh?”
Bayangkan, orang tua sampai tidak tahu anaknya kelas berapa !!!!!! Kenapa ini bisa terjadi? Karena banyak orang tua sekarang KIAN MALAS. Malas mencari nafkah dan memperhatikan anaknya akibat banyaknya beasiswa yang digelontorkan ke anak. Kebetulan, di banyak sekolah pedesaan/pinggiran, mayoritas siswa mendapat BSM (bantuan Siswa Miskin). Ya, Miskin...bukan beasiswa prestasi. Anak bak INVESTASI berkepanjangan (3 tahun) bagi orang tua. Lumayan, sekolah dibayar! Buku Gratis!!!! Bahkan, pada kasus tertentu seperti siswa yang “retrieval”, siswa-siswa ini dibelikan tas, sepatu dan peralatan tulis menulis...ckckckckkckkk. Dan dari sinilah kepedulian orang tua dan masyarakat kian pudar. Bukan Cuma peduli saat menerima UANG beasiswa sepetti BSM sehingga mau antre hingga berjam-jam!
Saya pernah bertanya ke siswa saya selepas Mid Semester
“Coba tunjuk jari...ada berapa siswa yang ditanyai orang tua tentang hasil Mid-nya?”
Dari 30-an anak, paling banter Cuma 4-6 anak yang ditanya. Orang tua lain tidak peduli sedikit pun.Bahkan, saat belajar, nyaris anak-anak tak pernah ditemani orang tuanya. Nah, setelah ada kasus, mulailah Orangtua dan masyarakat “menyalahkan sekolah” seakan mereka telah berlepas tangan atas masa si anak. Inilah yang terjadi. Mereka bahkan tak tahu apa yang terjadi pada anaknya di rumah, di warnet dan di lingkungan bermain temannya.
4.
Komite Sekolah