Mohon tunggu...
Baim Surya gunawan
Baim Surya gunawan Mohon Tunggu... Tentara - Pelajar

Bermain bola

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perjalanan Liburan Ke Lubang Jepang, Bukittinggi

23 Januari 2025   21:42 Diperbarui: 23 Januari 2025   21:47 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada hari libur aku yang lagi asik rebahan sambil bermain game, terdengar ibuku memberi tau bahwa keluarga ku dari pesisir selatan akan pergi kesini.

Mendengar itu aku pun senang karena sudah bosan dengan bermain game. Pada hari selanjut nya datang keluargaku dari pesisir selatan. Yang datang ada saudara ibuku dan sepupuku

 Aku dan keluargaku merencanakan perjalanan ke bukittinggi, dan akhirnya hari yang dinanti tiba. Tujuan utama kami adalah Lubang Jepang, sebuah bunker bersejarah peninggalan masa penjajahan Jepang yang terletak di kawasan Taman Panorama.

Perjalanan menuju Taman Panorama memakan waktu sekitar 20 menit. Sepanjang jalan, kami melihat pemandangan perbukitan yang hijau. Bukittinggi, sebuah kota kecil yang memiliki banyak wisata unik.

Begitu tiba di Taman Panorama, kami langsung terkesima dengan pemandangan Ngarai Sianok. Tebing-tebing curam menjulang tinggi, dihiasi oleh tumbuhan hijau.

 Di dasarnya mengalir sungai kecil yang berkelok-kelok. Kami menghabiskan beberapa saat di sana untuk mengambil foto dan menikmati keindahan alam.

Puas menikmati panorama, kami melangkah menuju pintu masuk Lubang Jepang. Di pintu masuk, seorang pemandu wisata menyambut kami.

 Ia memperkenalkan dirinya dan mulai menceritakan sedikit tentang sejarah Lubang Jepang sebelum kami memasuki lorong bawah tanah.

Lubang Jepang dibangun pada masa Perang Dunia II, sekitar tahun 1942 hingga 1945. Tentara Jepang memaksa para romusha, atau pekerja paksa, untuk menggali lubang ini. Mereka bekerja tanpa alat yang memadai dan dalam kondisi yang sangat buruk. 

Kami mulai menuruni tangga curam menuju lorong bawah tanah. Udara di dalam terasa dingin dan lembap berbeda dengan suasana di permukaan. Dinding-dinding batu yang kokoh, menciptakan gema. Cahaya lampu temaram menerangi lorong, menciptakan bayangan yang bergerak-gerak di dinding.

Pemandu mulai membawa kami melewati beberapa ruangan penting. Ruang pertama yang kami lihat adalah ruang amunisi, tempat penyimpanan senjata dan bahan peledak. Ruang ini cukup luas dan memiliki ventilasi yang dirancang untuk menyembunyikan keberadaannya dari musuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun