Budaya yaitu merujuk pada suatu norma, nilai, kepercayaan, tradisi dan praktik yang di praktikan dan di pegang oleh suatu kelompok atau Masyarakat tertentu. Ini mencakup seala hal, mulai dari Bahasa, makanan, agama, upacara,hingga pola perilaku sehari-hari. Budaya juga mencerminkan cara pandang dunia seseorang membentuk indentitas kolektif suatu kelompok atau Masyarakat.
Pengertian budaya ini saya ambil dari salah satu jurnal.
Keberagaman budaya dan tradisi di dunia melahirkan individu-individu dengan identitas unik. Perpaduan budaya, tradisi, dan pengalaman hidup ini menjadi kompas yang Menurut mereka dalam menjalani hidup dan memperkuat jati diri. Dalam hal ini, saya, Baihaqi Habiburrahman, akan membahas identitas budaya saya sebagai seorang pemuda Indramayu, Jawa Barat. Dijuluki "Kota Mangga", Indramayu menyimpan pesona budaya dan tradisi yang memesona, melahirkan individu-individu dengan identitas unik. Bagi saya, Identitas budaya Indramayu merupakan perpaduan harmonis antara tradisi leluhur, pengaruh Modernitas, dan semangat juang masyarakatnya. Keunikan budaya Indramayu, mulai dari Bahasa, tari-tarian, kuliner, hingga adat istiadat, telah membentuk jati diri saya sebagai Pemuda Indramayu.
 Lahir dan dibesarkan di Indramayu, Jawa Barat, saya mewarisi kekayaan budaya yang beragam. Tanah Sunda ini terkenal dengan berbagai tradisi, mulai dari Tari Topeng yang Memukau, Tari topeng memiliki sejarah Panjang yang terhubung dengan Cirebon, Berkembang sejak abad ke-10 Masehi dan mencapai puncak kejayaannya berkat dedikasi Mimi Rasinah, penari topeng perempuan pertama yang memperkenalkannya ke kancah nasional dan internasional. Lebih dari sekadar keindahan visual, Tari Topeng Indramayu sarat Makna. Topeng melambangkan berbagai karakter dan sifat manusia, dengan gerakan dan alur cerita yang mencerminkan perjuangan melawan nafsu, pencarian jati diri, dan makna kehidupan.
Kekayaan budaya ini terbagi dalam beberapa jenis, seperti Tari Topeng Kelana yang menceritakan pengembara mencari jati diri, Tari Topeng Panji tentang kisah cinta, Tari Topeng Samba tentang pangeran gagah berani, Tari Topeng Rumyang tentang wanita cantik, dan Tari Topeng Tumenggung tentang pemimpin adil. Upaya pelestarian terus dilakukan, dengan Berbagai pihak seperti pemerintah daerah, sanggar seni, dan komunitas budaya mengadakan festival dan pertunjukan untuk memperkenalkan tarian ini kepada masyarakat luas dan Generasi muda. Tari Topeng Indramayu adalah perpaduan budaya dan filosofi yang indah, Menjadikannya warisan budaya Indonesia yang patut dilestarikan dan diwariskan kepada Generasi penerus.
Selain itu, dalam sebuah acara yang mengesankan, 6001 penari menyemarakkan suasana di Indramayu dengan penampilan luar biasa dalam Tari Topeng Kelana. Pertunjukan ini bukan hanya berhasil memecahkan rekor MURI, tetapi juga mengubah tampilan jalan
protokol menjadi merah menyala yang menakjubkan. Penari-penari dari berbagai latar belakang berkumpul untuk menghadirkan kecantikan dan kegembiraan melalui gerakan-gerakan tarian yang elegan dan penuh semangat. Setiap langkah mereka mencerminkan rasa bangga dan kagum terhadap warisan budaya yang kaya. Dengan setiap gerakan, mereka menciptakan karya seni yang menawan dan memperkaya kehidupan budaya lokal. Semangat kerjasama yang tercermin dalam pertunjukan ini menunjukkan pentingnya persatuan dalam melestarikan dan menghargai warisan budaya. Melalui warna merah yang menyala di jalan protokol, mereka menyampaikan pesan tentang kekayaan budaya dan semangat persatuan yang menginspirasi banyak orang. Dengan prestasi luar biasa ini, mereka tidak hanya  meninggalkan jejak dalam sejarah, tetapi juga merayakan keragaman dan keindahan budaya
Indonesia secara bersama-sama.
Budaya selanjutnya yang bersal dari Indramayu adalah Mapag Dewi Sri. Mapag Dewi Sri merupakan tradisi masyarakat Indramayu untuk menyambut panen padi sebagai wujud rasa syukur atas limpahan rezeki dan penghormatan kepada Dewi Sri, dewi padi yang melambangkan kesuburan dan kehidupan. Tradisi ini biasanya diadakan menjelang musim panen, diawali dengan arak-arakan boneka Dewi Sri dari jerami padi, pertunjukan seni, doa bersama, dan syukuran hasil panen. Lebih dari sekadar ungkapan syukur, Mapag Dewi Sri bertujuan mempererat persaudaraan, melestarikan budaya lokal, dan memohon kelancaran panen di masa depan. Tradisi ini tak hanya menjadi bagian rutin masyarakat Indramayu, tetapi juga daya tarik wisata budaya yang memikat wisatawan lokal dan mancanegara, menjadi bukti kekayaan budaya Indonesia yang patut dilestarikan.
Dalam perayaan ini, masyarakat berkumpul di sawah, mengenakan pakaian adat, dan membawa tumpeng serta sesaji sebagai persembahan kepada Sang Pencipta. Mereka juga menari, menyanyi, dan bermain permainan tradisional sebagai ekspresi kegembiraan dan rasa syukur, dalam suasana kebersamaan yang menguatkan ikatan kepercayaan dan budaya mereka.
Mapag Sri bukan hanya sebuah acara budaya semata, tetapi juga titik pertemuan antara masa lalu dan masa kini, yang terus diwarisi dan dirayakan oleh generasi mendatang,mencerminkan kebijaksanaan lokal dalam memelihara harmoni antara manusia dan alam serta pentingnya menjaga keseimbangan kehidupan.
Tradisi selanjutnya yang ada di Indramayu adalah Singa Depok, atau Sisingaan, Gotong Singa, atau Singa Ungkleuk, adalah kesenian tradisional khas Indramayu, Jawa Barat. Lebih dari sekadar hiburan, Singa Depok memiliki nilai budaya dan sejarah yang mendalam bagi masyarakat setempat. Diyakini berasal dari tradisi Subang, Singa Depok diadaptasi dan dikembangkan di Indramayu. Bentuknya yang menyerupai singa melambangkan kekuatan, keberanian, dan kewibawaan. Kesenian ini ditampilkan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, khitanan, perayaan hari besar, dan penyambutan tamu.Pertunjukan Singa Depok biasanya diringi oleh musik tarling dan dangdut. Para pemain akan menari dan menggoyangkan kepala singa dengan penuh semangat, mengikuti alunan musik. Di beberapa daerah, Singa Depok juga dipadukan dengan atraksi akrobat, seperti melompat dan memanjat. Tradisi ini perlu dilakukan upaya pelestarian dan agar tetap lestari dan menjadi kebanggaan masyarakat Indramayu.Â
Kesenian singa depok ini berupa patung singa atau bentuk lainnya yang sudah di desain sedemikian rupa, yang dianggul oleh 4 orang. Dan acara singa depok ini biasa dimaikan pada acara hajatan, seperti khitanan.
Terdapat juga salah satu khas daerah Indramayu yang mencerminkan keanggunan Yaitu Batik Paoman, Motif Batik Paoman umumnya terinspirasi dari kehidupan pesisir, seperti biota laut, kapal, dan panorama pantai. Hal ini mencerminkan budaya maritim yang kuat di
Indramayu. Selain itu, motif batik ini juga kaya akan flora dan fauna, mencerminkan kekayaan alam di wilayah tersebut. Batik Paoman tak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Indramayu, tetapi juga berperan penting dalam ekonomi lokal. Pengrajin batik di Paoman,
Indramayu, terus melestarikan tradisi dan menghasilkan karya seni yang memukau, menjadikan batik ini sebagai salah satu komoditas unggulan daerah.
Upaya untuk melestarian Batik Paoman terus dilakukan melalui berbagai program edukasi dan pelatihan, serta partisipasi dalam festival dan pameran batik nasional maupun internasional. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan Batik Paoman kepada khalayak yang lebih luas dan meningkatkan nilai ekonomisnya. Dengan kekayaan budaya dan keindahannya, Batik Paoman tak hanya menjadi warisan budaya yang tak ternilai, tetapi juga memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjadi bagian dari identitas bangsa
Indonesia.
Namun, di balik keindahan budaya tersebut, terdapat sisi lain yang tak terelakkan : Seorotype. Label "RCTI" (Rangda atau Janda Cilik Turunan Indramayu) menempel erat pada daerah di indramayu, dikaitkan dengan fenomena pernikahan dini dan hamil di luar nikah. Hal ini tak jarang memicu prasangka dan diskriminasi terhadap masyarakat Indramayu. Meskipun Seorotype "RCTI" dilandasi realitas sosial, faktor-faktor kompleks seperti kondisi lingkungan dan ekonomi, minimnya pendidikan moral, dan akses informasi yang terbatas berkontribusi lebih besar terhadap tingginya angka pernikahan dini di Indramayu.
Penting untuk dicatat bahwa stereotip ini tidak adil dan tidak mencerminkan keseluruhan masyarakat Indramayu. Pernikahan dini dan hamil di luar nikah bukanlah bagian dari budaya, melainkan permasalahan yang harus dihadapi dan diatasi bersama. Penting
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kompleksitas masalah pernikahan dini dan hamil di luar nikah, serta menghindari stereotip yang merugikan. Upaya edukasi dan pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan muda, perlu dilakukan untuk mendorong perubahan positif dan mewujudkan masa depan yang lebih cerah bagi Indramayu.
Terlahir sebagai seorang pemuda Indramayu, stereotip keliru ini membakar semangat saya untuk melawan. Saya ingin membuktikan bahwa Indramayu lebih dari sebatas "RCTI". Indramayu adalah tanah yang sarat budaya, tradisi, dan potensi luar biasa. Salah satu bentuk perlawanan saya adalah dengan menyelami kekayaan budaya Indramayu. Saya memahami bahwa Tari Topeng dengan penuh antusiasme, terpukau oleh gerakannya yang dinamis dan makna filosofisnya yang mendalam. Keterlibatan saya terlihat dalam menikmati dan mengajak rekan rekan saya dalam berbagai kegiatan budaya , seperti festival Singa Depok dan Mapag Dewi Sri. Melalui keterlibatan aktif ini, saya ingin menunjukkan bahwa pemuda Indramayu memiliki identitas yang kuat dan positif. saya sebagai sebagai pemuda  bukan sekadar korban stereotip, melainkan agen perubahan yang ingin membawa kemajuan bagi tanah kelahiran kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H