Jamur tiram putih mampu tumbuh optimal pada pH yang mendekati normal yaitu sekitar 6,8-7,0. Apabila pH terlalu rendah, maka akan mengakibatkan pertumbuhan miselium jamur terganggu, tubuh jamur akan terkontaminasi oleh jamur lain, bahkan dapat menyebabkan kematian pada jamur tiram putih. Tetapi apabila pH terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan sistem metabolisme jamur tidak efektif.
Temperatur/Suhu
Suhu harus selalu dikontrol dan dijaga untuk mendapatkan pertumbuhan jamur yang maksimal. Suhu yang diperlukan pada saat inklubasi jamur tiram adalah 28-30 C, sementara pada saat pembentukan tubuh buah hingga panen, membutuhkan suhu 22-28 C.
Udara
Jamur tiram membutuhkan oksigen yang cukup agar dapat tumbuh dengan baik. Jamur tiram yang tumbuh pada tempat yang kurang oksigen akan memiliki tubuh buah yang kecil dan akan mudah layu dan mati. Ventilasi pada kumbung jamur juga harus stabil.
Cahaya
Pertumbuhan jamur tiram sangat peka terhadap cahaya matahari langsung. Jika jamur tiram terkena matahari langsung, dapat mengakibatkan jamur tiram menjadi layu dan ukuran jamur tiram menjadi kecil.
Jamur tiram dapat dipanen ketika memasuki umur 10-20 hari. Pada usia tersebut miselium yang tumbuh pada jamur tiram sudah mencapai 100%.. Jamur tiram akan dapat dipanen kembali setelah 15-20 hari dihitung dari panen pertama. Adapun olahan-olahan yang dapat dibuat dari jamur tiram adalah jamur krispi, tongseng jamur tiram, nugget jamur, jamur tiram kuah santan, tumis jamur tiram, dan lain sebagainya.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menambah wawasan dan keterampilan santri sebagai bekal agar mampu mengembangkan ekonomi kreatif pesantren dan juga sebagai bekal di kemudian hari.Â
Dengan adanya budidaya jamur tiram ini juga dapat bermanfaat untuk menunjang ketahanan pangan di lingkungan pesantren, seperti masyarakat pesantren dapat mengkonsumsi olahan dari jamur tiram, hingga dapat dipasarkan kepada masyarakat umum.
 Kesimpulan