Budidaya Jamur Tiram di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang

ABSTRAK: Budidaya Jamur Tiram di lingkungan Pesantren ini bertujuan sebagai penguat ekonomi pesantren, selain itu diharapkan juga dengan adanya budidaya jamur tiram ini dapat melatih softskill santri Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang sehingga dapat menjadi bekal para santri setelah lulus. 

Selain mudahnya dalam pelaksanaan budidaya jamur tiram ini, nilai jual yang cukup tinggi dari jamur tiram ini juga menjadi salah satu keunggulan tersendiri dari budidaya ini. 

Dengan proses yang mudah ini, menjadikan para santri mudah untuk memahami dan melaksanakannya. Dengan nilai jual yang cukup tinggi juga dengan adanya budidaya ini diharapkan mampu membantu perekonomian pesantren setidaknya bagi para santri dan selebihnya mampu dijadikan sebagai bahan yang kemudian dijadikan produk dan dipasarkan kepada khalayak umum.

Kata Kunci: Budidaya, Jamur Tiram, Ekonomi, Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang

Pendahuluan

Istilah jamur sudah sering dibicarakan orang banyak karena jamur mudah ditemukan di lingkungan sekitar, misalnya jamur yang bisa dikonsumsi seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur tempe, dan lain sebagainya. 

Ada juga jenis jamur yang tidak bisa dikonsumsi seperti jamur yang dapat ditemukan di tumpukan kotoran ternak, tumpukan sampah. 

Jamur yang bermanfaat bagi manusia umumnya dibudidayakan oleh masyarakat di samping sebagai makanan, juga dapat digunakan sebagai obat-obatan.

Jamur tiram memiliki rasa yang enak, seringkali jamur tiram ini diolah menjadi berbagai macam olahan makanan seperti jamur krispi, tongseng jamur tiram, pepes jamur tiram, dan lain sebagainya. Jamur tiram juga memiliki kandungan nutrisi yang baik dan berperan untuk meningkatkan kekebalan manusia.

Jamur tiram merupakan salah satu komuditas yang hingga saat ini banyak diminati masyarakat khususnya dalam hal pangan. Hal ini dapat dilihat dari permintaan yang terus meningkat setiap tahunnya. Permintaan jamur tiram yang cukup tinggi masih belum terpenuhi, masih banyak yang didatangkan dari luar daerah. 

Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2017 tingkat konsumsi jamur di Indonesia mencapai 47.753 ton sedangkan produksinya hanya 37.020 ton. Setiap tahun permintaan jamur meningkat 10% baik untuk kebutuhan hotel, restoran, vegetarian dan lain sebagainya.