Mohon tunggu...
Baidhoun Nadlir
Baidhoun Nadlir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kesempurnaaan milik Tuhan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 21107030158

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ngopi Mengesankan di Roemah Oei

31 Mei 2022   01:13 Diperbarui: 12 Juni 2022   20:29 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi: Pintu bagian belakang Roemah Oei

Bunyi mesin kendaraaan yang menumpuk di jalan Pantura Lasem menderam memecahkan telinga. Sementara terik matahari siang pedih mencakar-cakar kulit. Namun semua pendentaan di jalan raya langsung kalis ketika menemukan gerbang tua bertuliskan Roemah Oei. 

Ketika kaki melangkah masuk ke dalam gerbang kuno berwarna coklat tua berukir huruf cina keemasan dengan dua pintu dan jendela di kanan kiri, tubuh serasa dibawa terbang memintas ke masa lalu.

Rumah tua dengan halaman luas dibalik gerbang itu langsung mengingatkan pada film-film kungfu klasik. Kursi seng dan meja-meja tertata rapi layaknya kedai kuno. 

Dua pohon rindang yang berdiri anggun di sisi kanan kiri halaman rumah di Desa Karangturi membuat suasana sangat adem. Kopi lelet khas kawasan Lasem yang dihidangkan pada cangkir-cangkir kecil menumbuhkan perasaan kerasan berlama-lama di dalam Roemah Oei.

Halaman rumah hanyalah salah satu pesona dari rumah yang berdiri sejak 1818 silam. Menelisik bagian dalam, pesona Roemah Oei semakin memancar. 

Di bagian ruang tamu, berjajar memorabilia. Ada baju encim, produk-produk batik kuno hingga foto-foto kegiatan keluarga pemilik dari Roemah Oei. 

Rumah Oei bisa dibilang menjadi satu dari sekian banyak rumah China tua yang terawat jelas ketulenannya. Tak hanya bangunan-bangunannya, tapi juga kesejarahannya.

Dokumentasi Pribadi: Nampak bagian dalam Roemah Oei
Dokumentasi Pribadi: Nampak bagian dalam Roemah Oei

Mengutip dari sejarah Rumah Oei berawal dari Oei Am. Pria kelahiran Fujien Tiongkok 1798 pada saat usiannya 15 tahun atau sekitar 1813, Oei Am mendarat di Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. 

Setelah menetap dan bekerja di Lasem selama dua tahun, dia menikahi putri lasem bernama Tjioe Nio. Pada 1818, dia membangun rumah di Jalan Jatirogo 10 Lasem. Setelah meninggal dunia di Usia 40 tahun, rumah tua itu dihuni oleh putra sulungnya Oei Thian Ho.

Berpindah Generasi

Generasi kedua penghuni rumah berasitektur China ini kemudian berganti ke Oei Joe King yang memiliki usaha andong. Karena usaha ini rumah Oei di era awal 1900-an sempat terkenal sebagai koplak (terminal kuda). 

Rumah itu kemudian dihuni oleh Oei Gwat Le bersama istri yang mengembangkan usaha batik. Beberapa batik sisa usaha ini masih terlihat dipajang di ruang tamu keluarga.

 Setelah Oei Gwat Le, rumah yang memiliki halaman dalam yang luas ini dihuni oleh kerabat jauh. Hal ini disebabkan anak Oei Gwat Le, Oei Tiong Djioe memilih berkiprah di Semarang Oei Tiong Djioe sendiri aktif dalam pergerakan sebagai lothia (pemimpin warga Tionghoa Semarang). 

Bahkan, dia juga terlibat aktif membantu pejuang di Pertempuran Lima Hari di Semarang. Oei Tiong Djioe kembali memiliki rumah di Lasem itu setelah membeli hak atas Rumah itu kemudian diasuh oleh anak keempat Oei Bie Kiem. 

Oei Bie Kiem kemudian meneruskan rumah itu kepada generasi ke tujuh Oei Oei Lee Giok (Grace Widjaja). Selama jaman Orde Baru Rumah Oei  sempat terbengkalai. 

Namun setelah Presiden Abdurrahman Wahid membuka pintu bagi identitas China, Roemah Oei kembali mengeliat. 

Puncaknya pada 2016, Grace Widjaja mulai merenovasi kembali Roemah Oei. Selain memorabilia keluaraga, di rumah itu juga mulai dibangun kedai-kedai, penginapan hingga ruang khusus untuk berkesenian.

Dokumentasi pribadi: Ruangan yang penuh kutipan bijak 
Dokumentasi pribadi: Ruangan yang penuh kutipan bijak 

Selama berada disini jangan lewatkan kesempatan untuk menambah pengalaman berbeda yang tidak didapatkan ditempat ngopi lainnya. Sebab dapat mempelajari kebudayaan akulturasi China -- Jawa ini Roemah Oei menjelma seperti museum keluarga yang terjaga apik. 

Selain menambah pengetahuan sejarah, beberapa hal menarik yang recommended dilakukan ketika mengunjungi rumah yang menjadi bagian dari saksi sejarah pecinan Lasem ini akan penulis jabarkan dibawah ini:

1. Mencoba berbagai kuliner lokal

Roemah Oei sebagai kedai kopi dan tempat makan oetentik, menyajikan beberapa kuliner dan juga minuman yang siap untuk menyenangkan perut dan menghilangkan rasa dahaga. Berkonsep warung-warung kecil. 

Tiap-tiap warung menjual berbagai pilihan kudapan lokal. Di sini pengunjung dapat bebas memilih menu makanan yang dijual di warung-warung yang tersedia di depan dan belakang rumah. 

Pengunjung bebas memilih warung yang menjual bermacam menu makanan, pilihlah yang sesuai selera agar menarik untuk dicicipi. Selain makanan beberapa warung eksklusif menjual minuman segar yang juga kudu dipesan oleh pengunjung. 

Menu andalan yang patut dicoba disini adalah soto kemiri, dan kopi lelet khas Lasem, ada juga es kawista yang terbuat dari sari buah kawis, beraroma khas yang menyegarkan. 

Untuk harga, tak perlu risau semua menu dijual mulai dari  harga 10 ribuan. Alasannya, Roemah Oei dari awal mula dipersembahkan untuk berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja sampai orang dewasa.

2. Berfoto tema Culture photography

Dokumentasi Pribadi: Pintu bagian belakang Roemah Oei
Dokumentasi Pribadi: Pintu bagian belakang Roemah Oei

Selepas puas menikmati berbagai makanan khas lokal yang ditawarkan, jangan lupa mengabadikan momen ketika berkunjung ke Roemah Oei yang setiap sudut ruangannya begitu keren dan fotogenic, dan eman bila tidak dipotret diponsel atau diposting di media sosial sebagai kenang-kenangan pernah berkunjung ke Kota Pusaka Lasem. Furniture seperti pintu, jendela, pilar, yang berbahan kayu-kayu tua.

Dokumentasi Pribadi: Ruangan di dalam Roemah Oei
Dokumentasi Pribadi: Ruangan di dalam Roemah Oei

Gantungan foto keluarga, silsilah leluhur, foto orang-orang suci, sufi, negarawan, budayawan, hingga seniman beserta kutipan bijak mereka dipajang rapi di temboknya. 

Bahkan lantai rumah ini berupa terakota tua yang menjadikan bukti ejak purba keluarga Oei yang menyatukan akulturasi budaya China - Jawa. Pengunjung bisa berpose ala Tionghoa agar membuat hasil foto anda semakin terasa seperti di negeri aslinya.

Atau berpose ala OOTD bisa jadi pilihan. Dan jika berkunjung dengan sahabat atau keluarga jangan lupa untuk bersua foto bersama di Plataran Ramayana Lasem, berada di tengah halaman Roemah Oei, yang berlatarbelakang bangunan Wisma Pamilie, dijamin hasil foto kalian akan terasa begitu berkesan.

Dokumentasi pribadi: Halaman tengah Roemah Oei
Dokumentasi pribadi: Halaman tengah Roemah Oei

3. Menginap dipenginapan Roemah Oie

Dokumentasi pribadi: Penginapan Wisma Pamilie
Dokumentasi pribadi: Penginapan Wisma Pamilie

Untuk traveler yang berkunjung di kota Lasem yang mungkin dari luar kota, mungkin menginap di penginapan Roemah Oei dapat jadi pilihan. Tempat yang unik dan sederhana tentunya berbeda dengan penginapan lainnya. Aura tradisional Roemah Oei masih begitu kental nuansa Tionghoa. Yang mungkin dapat memberikan pengalaman yang asyik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun