Mohon tunggu...
Ahmad Bahy Hilmy Nugroho
Ahmad Bahy Hilmy Nugroho Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hustler

Sarjana Teknologi Pertanian Petani desa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jalan Terjal Indonesia Menghadapi Covid-19

31 Maret 2020   10:01 Diperbarui: 31 Maret 2020   11:05 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan melakukan rapid tes, Korea berhasil menurunkan jumlah kasus baru dalam beberapa pekan belakangan. Dengan mengikuti langkah korea ini, Indonesia mungkin sudah berada di jalur yang tepat menuju penyelesaian masalah ini. Namun yang perlu diperhatikan Indonesia bahwa rapid test bukanlah satu-satunya 'senjata' Korea Selatan.

Tidak seperti di Indonesia, penderita coronavirus yang tidak bergejala atau mempunyai gejala ringan di Korea Selatan tidak diijinkan untuk pulang dan mengisolasi diri sendiri. Melainkan dibawa ke "Life Treatment Centers," dimana pasien bisa dimonitor kesehatannya serta dapat cepat dipindah ke instalasi intensif jika dibutuhkan. Yang penting dari tindakan ini adalah pasien dihindarkan untuk menularkan penyakit ke keluarga di rumah.

Dengan jumlah penduduk yang jauh lebih banyak dibanding Korea Selatan memang tidak rasional bagi Indonesia untuk menampung semua orang yang mempunyai gejala ringan seperti di korsel. Fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan juga mungkin tidak mencukupi. Bahkan sekedar alat pelindung diri (APD) dan masker bedah pun masih banyak tenaga medis yang kekurangan.

Indonesia memang harus mempunyai langkah maupun inisiatif sendiri untuk melawan covid19. Salah satunya seperti saran dari dr Erlina yaitu dengan memperbanyak alat polymerase chain reaction (PCR). Alat PCR bisa mendiagnosis secara pasti. Di Indonesia pengecekan menggunakan PCR yang seharusnya selesai beberapa jam saja, membutuhkan waktu berhari-hari karena keterbatasan alat sehingga sampel menumpuk menunggu untuk dites.

Jika mempunyai alat pengecekan PCR yang mencukupi maka Indonesia bisa melakukan tes PCR kepada pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pengawasan (ODP). Pengetesan tersebut dapat memilah pasien yang positif corona sehingga dapat segera dilakukan penanganan lanjutan sebelum terjadi penularan. Penanganan lanjutan yang cepat berarti Indonesia akan mengurangi fatality rate yang sekarang cukup tinggi. Dengan PDP dan ODP yang sudah tertangani dengan PCR maka alat rapid test yang kadung dibeli bisa kita gunakan untuk mengetes masyarakat secara umum untuk menyaring lebih lagi pasien covid19.

Tentu saja pengadaan alat PCR tersebut harus dibarengi dengan pemberlakuan physical distancing yang lebih ketat lagi. Karena akan percuma jika Indonesia bisa menyaring pasien covid-19 namun terjadi penyebaran dalam waktu yang bersamaan. Selama ini physical distancing belum terlaksana secara efektif. Masih banyak terdapat banyak kantor yang tidak meliburkan pegawainya. 

Banyak juga pekerja informal seperti pedagang yang masih saja berani berjualan disaat genting seperti ini. Kita memang tidak bisa menyalahkan mereka. Lagi-lagi pemerintah-lah yang harusnya turun tangan. Untuk social distancing yang lebih efektif, pemerintah harus punya kebijakan untuk memenuhi kebutuhan setiap warganya dalam waktu social distancing ini. Entah itu dengan metode pemberian pemasukan biaya pokok (Universal Basic Income) maupun kebijakan lain.

Pada prakteknya memang tidak ada suatu sistem yang bisa memahami situasi penyebaran virus ini secara menyeluruh. Disaat seperti ini memang pemerintah harus melakukan segala upaya, memanfaatkan semua sumberdaya yang dipunyai, mendengarkan semua pendapat dari berbagai ahli di setiap bidang untuk menemukan formula yang lebih cocok digunakan Indonesia. Formula tersebutlah yang akan menentukan berapa banyak nyawa yang akan tertolong atau berapa banyak nyawa yang akan melayang dalam peperangan melawan covid19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun