Mohon tunggu...
Bahrul Ulum
Bahrul Ulum Mohon Tunggu... wiraswasta -

Trainer Kewirausahaan dan pendamping UMKM, Direktur Makassarpreneur, website :www.makassarpreneur.com, www.bahrul-ulum.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mafia Menggurita, Buah dari Sistem yang Rusak

4 November 2011   00:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:05 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sistem kapitalis sekuler elit politik dan pemilik modal menjalin hubungan simbosis mutalisme yang saling menguntungkan antar mereka tapi merugikan rakyat. Sistem demokrasi yang dikenal mahal membuat pemilik modal sangat berkuasa dan sangat dibutuhkan untuk mendukung kemenangan elit politik.

Setelah berkuasa, sebagai balas budi, elit politik baik di legislatif maupun eksekutif membuat kebijakan yang menguntungkan pemilik modal. Tidak mengherankan kalau di Indonesia lahir UU Migas, UU Penanaman Modal, UU Kelistrikan, dan yang lainnya yang semuanya lebih berpihak kepada pemilik modal. UU yang kemudian terbukti menjadi jalan bagi perampokan kekayaan negara oleh kekuatan asing sekaligus merugikan rakyat.

Akibat lain dari sistem sekuler-kapitalis ini adalah hilangnya rasa taqwa berupa ketaatan kepada Allah SWT dan rasa takut untuk berbuat maksiat. Sikap tidak mau diatur oleh hukum Allah SWT dalam masalah public, telah membuat ketaqwaan tidak mendapat tempat dalam masalah politik, hukum, atau ekonomi. Manusia seakan-akan bebas dari hukum Allah SWT, bebas dari pengawasan Allah SWT, dan bebas dari pertanggungjawaban kepada Allah SWT di hari akhir. Tidak ada lagi rasa takut berbuat maksiat, tidak lagi merasa diawasi oleh Allah SWT. Hal inilah yang membuat manusia gampang terjerumus berbuat kemaksiatan.

Maka usaha untuk memangkas kejahatan para mafia adalah perjuangan mengganti sistem dasar yang selama ini bercokol di tengah masyarakat. Perjuangan itu tidak boleh bersifat reaksional akan tetapi harus terus menerus karena masyarakat harus terus diingatkan dan dipanaskan. Perjuangan tersebut juga bukan perjuangan reformasi yang hanya sekadar “tambal sulam”, tapi harus bersifat revolusioner dan menyeluruh untuk megganti sistem rusak yang sudah berurat akar di masyarakat.

Perjuangan tersebut juga bukan perjuangan bersenjata atau dengan kekerasan tapi bersifat politik intelektual yang cerdas mengemukakan pendapat dan argumen di tengah-tengah masyarakat. Dan perjuangan tersebut bukan sekadar seruan moral yangg minim solusi dan hanya bersifat history semata, tapi sebuah perjuangan ideologis yangg melakukan perang pemikiran dan budaya kepada masyarakat.

Oleh karena itu perjuangan ini membutuhkan ideologi pembanding yang harus memiliki nilai yang lebih baik, lebih murni, lebih manusiawi, dan lebih hebat dari Kapitalisme. Pertanyaannya ideologi apa yg mampu menumbangkan Kapitalisme? Jika Sosialisme telah mati, maka tidak ada lagi solusi ideologi alternatif selain Islam. Pertanyaannya, sudah siapkah kita mengemban ideologi Islam ketika melihat kebobrokan Kapitalisme sudah sedemikian rupa dan tidak bisa ditolerir lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun