Mohon tunggu...
Mikchel Naibaho
Mikchel Naibaho Mohon Tunggu... Novelis - Pembaca. Penjelajah. Penulis

Pegawai Negeri yang Ingin Jadi Aktivis Sosial

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Memanfaatkan Informasi dari BMKG

8 Agustus 2018   07:39 Diperbarui: 9 Agustus 2018   20:51 1575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : dokumentasi pribadi

"Oh... yang cuaca itu, ya?"

Ada dua kata kunci setiap kali menjelaskan apa itu BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). Yang pertama cuaca, yang kedua gempa. 

Saya menyimpulkan demikian setelah beberapa tahun berbincang dengan orang-orang mengenai pekerjaan. Meskipun sebenarnya, lingkup kerja BMKG lebih luas dari dua kata itu. Tetapi itu tidak masalah, dari dua kata itu, perlahan bisa dijelaskan.

Saya terdorong menulis tentang BMKG setelah membaca status facebook seseorang, tak lama setelah kejadian kapal tenggelam di Danau Toba. Meski dihalangi banyak keraguan, saya memberanikan diri berharap melalui tulisan ini, masyarakat mengenal BMKG dan mengikuti berbagai media sosialnya serta memasang aplikasi Info BMKG di handphone-nya.

Harapan itu sejalan dengan status facebook yang saya sebutkan di atas. Menurut orang itu, BMKG layak dituntut karena tidak menyebarkan informasi cuaca yang menyebabkan banyak korban jiwa. Padahal, kantor BMKG wilayah I Medan telah mengeluarkan Peringatan Dini melalui berbagai media beberapa jam sebelum kejadian itu. Salah satunya Facebook.

Pelan-pelan saya menjelaskan hal tersebut di kolom komentar orang itu. Pertanyaan dia selanjutnya, apa manfaat informasi disebar bila tak sampai ke pengguna?

Saya memahami pertanyaan itu, dan yang dia harapkan bukanlah pembelaan. Apalagi saling mengokohkan posisi siapa sebenarnya yang salah. Bukan. Bukan itu. Saya ingin membangun budaya diskusi yang baik. 

Saya percaya, membangun negeri sebesar ini tak cukup dibebankan pada pemerintah. Perlu partisipasi masyarakat luas. Dan untuk itu, saling percaya yang dibangun melalui diskusi yang baik, perlu dibiasakan sejak dini.

Diskusi kami berjalan hangat. Dia pada akhirnya dapat mengerti keterbatasan BMKG membangun kantor (stasiun pengamatan) di seluruh pelabuhan dan Bandar Udara di negeri ini, serta memahami kurangnya kepedulian masyarakat. Ya, BMKG terbatas membangun kantor, dan untuk mengatasi keterbatasan itu, berbagai media dimanfaatkan: satu informasi disebar melalui banyak media.

Untuk itu, dibutuhkan partisipasi masyarakat. Di zaman teknologi canggih ini, mungkin sedikit lapisan masyarakat yang tak menggunakan smartphone. 

Dengan kata lain, akses ke informasi yang dikeluarkan BMKG sebenarnya sudah sangat mudah. Apalagi di beberapa daerah, kantor BMKG setempat proaktif membuat grup whatsapp untuk penyebaran informasi. 

Sebagai contoh, saat gempa Lombok tiga hari yang lalu, informasi peringatan tsunami dan pemutakhirannya begitu cepat menyebar dari satu gawai ke gawai lain. Jadi sebenarnya, meskipun tak masuk grup whatsapp BMKG, informasi sudah sangat mudah didapat.

Belum memiliki smartphone? Tenang. Di berbagai daerah, BMKG bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media menyebarkan informasi. Bahkan, pernah saya dengar, stasiun radio swasta juga turut menyebarkan prakiraan cuaca.

Bila masih dirasa kurang maksimal penyebaran informasinya, mungkin bisa mendatangi kantor BMKG setempat dan mengusulkan media yang bisa memaksimalkan. Atau, jika ke kantor BMKG terkendala, bisa usulkan melalui kolom komentar di media sosial.

Berbagai cara bisa kita lakukan untuk saling mengisi kekurangan. Apalagi zaman sekarang, tulisan atau foto yang viral kerap kali langsung ditanggapi pemerintah. 

Tak zamannya lagi kita saling menyalahkan dan menuntut pemerintah agar maksimal, ayo sekarang berikan partisipasi nyata! Zaman dimana usul kita ditolak tanpa ditimbang dan suara dibungkam sudah berlalu. Sekarang, ide atau gagasan satu orang di pelosok negeri, bisa menyebar dengan begitu cepat. Suarakan idemu untuk kebaikan kita. Negeri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun