Mohon tunggu...
Baharudin Pitajaly
Baharudin Pitajaly Mohon Tunggu... -

penikmat Kopi, peminat ikan Kakap

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melacak Jejak Sang Maestro Parlemen Jalanan (BRANI Sang-Republikan)

20 Mei 2016   14:27 Diperbarui: 20 Mei 2016   14:45 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Poros ini tentu akan menjadi Instrumen startegis dan terlihat hidup termasuk mampu mengcover isue yang sebelumnya ramai di perbincangkan yaitu soal Ras Melanesia, yang entah kebodohan atau Amnesia yang di derita yang Mulia LBP dengan pongahnya mengeluarkan pernyataan yang meinmbulkan ketersinggungan Ras Melanesia, dan bahkan kemarahan orang Papua pernyataan ini di siarkan salah satu media Nasional bebera waktu silam.

Dalam konteks Poros Timur Indonesia menggugat (TIM) isue terkait Ras Melanesia, ras rang mayoritas mendiami Timur Indonesia yang tersebar dari Papua, NTT, Maluku, dan Maluku Utara. Dengan Jumlah 11 juta jiwa ini sebetulnya harus menjadi potensi bangsa bukan malah menjadi beban, apa lagi masalah.

Sebetulnya banyak issu negative dan sensitive bisa di kanalisasi dalam dalam poros ini semisalkan isue lama seperti gerakan siparatis baik OPM, atau RMS, hinga Federalisme Minahasa akan terlihat menarik ketika di masukan dalam ruang seperti ini kita akan tahu bahwa ujungnya nanti seperti apa. tinggal caranya di kemas agar menjadi hidup dan diendors untuk perjuangan bersama yang terukur dalam pola pendekan yang kreatif dan dinamis. Saya akhirnya percaya bahwa kita tidak mungkin berjuang sendiri harus ada instrument perjuangan bersama secara Nasional.

Dan untuk itu biarlah Poros Timur Indonesia Mengguagat akan menjadi bola salju yang menggelinding dari Timur ke pusaran kekuasaan, Atas perjuangan merubah hidup, memajukan pembangunan di kawasan Timur Indonesia hingga mampu menginsiprasi genarasi muda sebagai penerus perjuangan dan lokomotif perubahan dari Timur Indonesia untuk Bangsa dan Negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun