Dengan strategi yang tepat, Babel bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia yang menawarkan pengalaman berbeda dari daerah lain di Indonesia.
Tentu saja, pembangunan infrastruktur menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Tanpa infrastruktur yang memadai, segala upaya pemasaran dan promosi tidak akan memberikan hasil maksimal.
Erzaldi dengan jelas menyoroti pentingnya infrastruktur seperti jalan, bandara, pelabuhan, dan jembatan untuk mendukung aktivitas bisnis dan wisata.
Pemerintah daerah harus fokus pada pembangunan infrastruktur ini jika ingin menarik lebih banyak investor. Tidak hanya akses fisik yang penting, tetapi juga infrastruktur digital, seperti konektivitas internet, yang bisa menjadi daya tarik utama bagi investor di era ekonomi digital saat ini.
Babel harus memastikan bahwa infrastruktur yang disediakan bisa menunjang kebutuhan bisnis, baik untuk industri pariwisata maupun sektor-sektor lain.
Selain infrastruktur fisik, Erzaldi juga menekankan pentingnya infrastruktur regulasi, terutama dalam hal perizinan. Proses perizinan yang panjang dan berbelit-belit sering kali menjadi kendala bagi investor.
Di era yang serba cepat ini, investor mengharapkan kemudahan dalam mengurus perizinan dan pelayanan yang lebih efisien.
Oleh karena itu, reformasi birokrasi di Babel perlu dilakukan untuk mempermudah perizinan dan memberikan pelayanan yang cepat dan transparan.
Dengan regulasi yang mendukung dan tidak membebani, investor akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya. Hal ini juga akan meningkatkan daya saing Babel di tingkat nasional dan internasional.
Keberhasilan strategi ini tentu tidak hanya bergantung pada pemerintah daerah saja, tetapi juga pada kolaborasi dengan pihak swasta dan masyarakat. Pihak swasta harus dilibatkan sejak tahap perencanaan, sehingga mereka bisa memberikan masukan dan berpartisipasi dalam program-program pembangunan daerah.
Selain itu, masyarakat lokal harus diberikan peran dalam pengembangan daerah agar mereka bisa merasakan langsung manfaat dari investasi yang masuk.